WHO Rilis Statistik Cacar Monyet untuk Afrika

Afrika alami kenaikan 63 persen jumlah wabah zoonosis dari 2012 hingga 2022, dibandingkan dengan periode dari 2001 hingga 2011
Seorang anak terinfeksi cacar monyet, dipangku ayahnya saat dirawat di pusat LSM medis Internasional Doctors Without Borders (MSF), di Zomea Kaka, wilayah Lobaya, Republik Afrika Tengah, 18 Oktober 2018. (Foto: voaindonesia.com/CHARLES BOUESSEL/AFP)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss - “Afrika menghadapi risiko wabah kian besar yang disebabkan oleh patogen zoonosis seperti virus cacar monyet, yang berasal dari hewan dan berpindah spesies, dan menulari manusia,” kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) dalam sebuah pernyataan.

Badan PBB itu, Kamis, 14 Juli 2022, menyatakan Afrika mengalami kenaikan 63 persen jumlah wabah zoonosis dari tahun 2012 hingga 2022, dibandingkan dengan periode dari tahun 2001 hingga 2011.

Organisasi PBB itu mengatakan ada “lonjakan khususnya pada tahun 2019 dan 2020, sewaktu patogen zoonosis mewakili sekitar 50 persen kejadian kesehatan masyarakat” di wilayah Afrika.

Ada juga “kenaikan signifikan” kasus cacar monyet sejak April 2022, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021.

WHO mengatakan lonjakan jumlah kasus kebanyakan ditemukan di Republik Demokratik Kongo dan Nigeria “dan sebagian dapat dikaitkan dengan peningkatan pengawasan cacar monyet serta kapasitas tes laboratorium di negara-negara itu, meskipun penyelidikan yang rinci masih berlangsung.” (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kasus Wabah Cacar Monyet Meningkat Jadi 6.000 Lebih
WHO diperkirakan akan menentukan apakah akan menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global tingkat kewaspadaan tertinggi
0
WHO Rilis Statistik Cacar Monyet untuk Afrika
Afrika alami kenaikan 63 persen jumlah wabah zoonosis dari 2012 hingga 2022, dibandingkan dengan periode dari 2001 hingga 2011