Warga New York Bayar Harga Sarapan Pagi yang Naik

Untuk menyesuaikan diri dengan tingkat inflasi saat ini para pemilik bodega tidak punya pilihan selain menaikkan harga roti lapis
Ilustrasi. Alex Batista, salah satu pemilik toko makanan Deli-licious di wilayah Queens, New York, AS, 6 April 2020, membuat sandwich di tokonya. (Foto: voaindonesia.com/AP/Bebeto Matthews)

TAGAR.id, New York, AS – Roti lapis isi keju, telur dan bacon adalah sarapan utama banyak warga kota New York. Namun karena inflasi, sarapan sederhana ini tak semurah seperti dulu.

Orang-orang New York menyebut menu sarapan seperti itu “classic bodega breakfast sandwich”. Roti lapis seperti itu memang banyak ditemukan di bodega atau toko serba ada berukuran kecil, namun juga dijual di kafe atau toko makanan. Mudah dibuat, gampang dimakan dan murah.

Untuk menyesuaikan diri dengan tingkat inflasi saat ini, baik karena pandemi maupun perang Rusia dengan Ukraina, para pemilik bodega tidak punya pilihan selain menaikkan harga roti lapis itu.

Paling tidak itu diakui Francisco Marte, pemilik bodega di sebuah kawasan di Bronx. Namanya, Hudson Market Place.

Pemilik Bodega Francisco Marte di nyPemilik Bodega Francisco Marte menyiapkan kopi untuk pelanggan, Rabu, 10 Februari 2021, di tokonya di wilayah Bronx, New York, AS. (Foto: voaindonesia.com/AP/Kathy Willens)

Inflasi telah memaksanya menaikkan harga untuk segala barang dagangannya mulai dari gula hingga keripik kentang. Harga roti lapis isi bacon, telur, dan kejunya, telah naik dari 2,50 dolar (Rp 37.476,63) menjadi 4,50 dolar (Rp 67.457,93). 

"Sejak awal tahun, mereka mulai menaikkan semua harga. Harga-harganya meroket. Semuanya terlalu tinggi. Jadi setiap kali kami pergi ke grosir untuk membeli barang, pulangnya kami terpaksa mengubah harga. Harga berubah setiap hari."

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pekan lalu, pada tingkat grosir, inflasi naik 11,3 persen pada bulan Juni dibandingkan dengan Juni tahun sebelumnya. Di tingkat produsen, harga telah melonjak hampir 18 persen untuk barang dan hampir delapan persen untuk jasa dibandingkan dengan Juni 2021.

waga di buffalo nyWarga berjalan dengan anjing dan bersepeda di dekat Cold Spring Market & Deli di Jefferson Avenue, Buffalo, New York, AS, 17 Mei 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP/Joshua Bessex)

Katie Denis adalah juru bicara Asosiasi Merek Konsumen, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili 2.000 merek yang diproduksi perusahaan-perusahaan makanan, perawatan pribadi, dan pembersih. Ia mengatakan, "Kami melihat kenaikan harga yang cukup dramatis di tingkat grosir. Selama beberapa waktu, harga semua barang meningkat cukup stabil. Konsumen kini mulai merasakannya. Sungguh sangat disayangkan karena tidak ada seorang pun yang menginginkannya. Kenaikan ini mulai terjadi pada Januari 2021, dan meningkat secara konstan.”

Tidak cuma kenaikan harga roti lapis yang dirasakan warga New York, tapi juga minuman-minuman yang menyertai sarapan pagi, seperri kopi.

Peter Evangelista, pelanggan bodega milik Marte, mengatakan ia tetap membutuhkan kopi paginya berapa pun harganya. "Saya tidak tahu persis berapa harganya, tetapi apa pun yang ia tagih kepada saya, saya harus membayar. Saya ingin kopi, jadi saya akan membayarnya." (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Harga Bensin di Amerika Mencapai Rekor Tertinggi
Harga bensin di Amerika Serikat (AS) mencapai rekor tertinggi membuat para pengemudi di AS mengurangi kegiatan dengan kendaraan bermotor
0
Warga New York Bayar Harga Sarapan Pagi yang Naik
Untuk menyesuaikan diri dengan tingkat inflasi saat ini para pemilik bodega tidak punya pilihan selain menaikkan harga roti lapis