Jakarta - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi, meminta agar polemik terkait dengan agama Baha'i dihentikan. Sebab ia menilai sudah tidak proporsional, bahkan isunya juga sudah melebar kemana-mana.
Hal ini disampaikan sebab pernyataan Menteri Agama (Menag) Gus Yaqut Cholil Qoumas sempat menghebohkan dunia maya karena memberikan ucapan selamat hari raya serta apresiasi kepada komunitas Baha'i.
"Apa yang disampaikan oleh Menteri Agama hendaknya tidak perlu ditafsirkan secara berlebihan," kata Wamenag dalam keterangannya yang dikutip Tagar, Minggu, 1 Agustus 2021.
Pancasila telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa, dan budaya.
Menurutnya, apa yang Menag Yaqut sampaikan merupakan bagian dari kewajiban konstitusional yang melekat sebagai pejabat negara.
"Mengharuskan memberikan pelayanan kepada semua warga negara, tanpa pengecualian. Sehingga, dimohon kepada semua pihak untuk bisa mendudukkan masalah ini secara proporsional," ujarnya.
Kementerian Agama (Kemenag), kata Zainut, terus mengembangkan dan menyosialisasikan penguatan moderasi beragama yang tujuannya tak lain untuk menghadirkan keharmonisan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Moderasi beragama tidak akan dapat tercipta tanpa pinsip adil dan berimbang. Penguatan moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat keindonesiaan," katanya.
Sebagai bangsa yang sangat heterogen, lanjut Zainut, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Pancasila telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa, dan budaya," katanya.
Sebelumnya Menag Yauqt menyampaikan ucapan tersebut di akun YouTube Baha'i Indonesia. Hal ini kemudian menjadi sorotan publik dan mendapat banyak komentar.
"Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Kepada saudaraku masyarakat Baha’i di manapun berada, saya mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Naw-Ruz 178 EB. Suatu hari pembaharuan yang menandakan musim semi spiritual dan jasmani, setelah umat Baha’i menjalankan ibadah puasa selama 19 hari,” ujarnya video tersebut. []