Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan tanda SOS di Google Maps di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, tak ada kaitanya dengan jatuhnya Sriwijaya Air-182 dan tidak ditemukan apapun.
"Enggak ada itu ya, tidak benar. Enggak ada tanda-tanda itu, sudah didatangi enggak ada," ujar Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Rasman MS, dikutip Tagar, Kamis, 21 Januari 2021.
Rasman mengungkapkan, pihaknya pun tidak pernah mendapatkan informasi atau keterangan mengenai korban selamat yang berada di Pulau Laki.
Enggak ada itu ya, tidak benar. Enggak ada tanda-tanda itu, sudah didatangi enggak ada.
"Tidak ada apa-apa di situ, sudah saya konfirmasi sama anggota tidak menemukan sesuatu," ujar Direktur Operasi Basarnas.
Menurut Rasman, tanda SOS yang muncul di Google Maps karena ada nelayan yang berlindung di sekitar Pulau Laku saat cuaca buruk dan menggunakan gaway.
"Biasanya nelayan itu senangnya dia kalo cuaca kurang baik dia akan berlindung di situ. Perahunya dinaikkan, mungkin dia main HP atau segala macam. Ya, bisa saja. Tapi kalau berkaitan dengan Sriwijaya tidak ditemukan," ujar Rasman.
Sekedar informasi, pihak Google telah menghapus tanda SOS di Pulau Laki yang viral tersebut. Diketahui, tanda SOS itu telah diberikan oleh Google Maps sejak Minggu, 10 Januari 2021.
Tanda SOS bertujuan untuk memudahkan akses terhadap informasi darurat hingga krisis yang disebabkan oleh manusia atau alam.
Tanda SOS tersebut muncul karena Google mengumpulkan konten relevan dari web media sosial, dan produknya mengenai kedaruratan yang ada di Pulau Laki. Lalu, informasi tersebut akan disoroti di fitur Google Maps maupun Penelusuran Google.
Sebelumnya, warganet digemparkan oleh tanda SOS di Pulau Laki di Google Maps di media sosial pada Selasa, 19 Januari 2021, malam. Lalu, tanda SOS tersebut hilang pada Rabu, 20 Januari 2021, sore. Banyak warganet yang mengaitkannya dengan jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182. []
(Grace Natalia Indah)