TAGAR.id – Bangladesh masih diliputi kekacauan setelah lengsernya Perdana Menteri Sheikh Hasina. DW mencermati siapa yang kemungkinan akan memainkan peran penting mempengaruhi politik Bangladesh dalam beberapa bulan mendatang. Arafatul Islam melaporkannya untuk DW.
Bangladesh terjerumus ke dalam kekacauan politik, setelah pekan-pekan sarat kerusuhan yang memaksakan lengsernya Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina secara tiba-tiba pada hari Senin (6/8), dan melarikan diri ke negara tetangga India.
Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk membentuk pemerintahan sementara hingga digelarnya pemilihan umum.
Menyusul tuntutan para pemimpin mahasiswa yang mempelopori pemberontakan anti-Hasina, presiden boneka Bangladesh, Mohammed Shahabuddin, telah menunjuk peraih Nobel Muhammad Yunus untuk memimpin pemerintahan sementara.
Namun, hanya ada sedikit informasi tentang pemerintahan transisi di Dhaka. Tidak jelas pula peran apa yang akan dimainkan militer dalam pemerintahan tersebut.
Namun, Yunus mengatakan bahwa dia ingin menyelenggarakan pemilu "dalam beberapa" bulan ke depan.
Siapa saja aktor yang berperan di balik kerusuhan di Bangladesh?
PM sementara Bangladesh, Muhammad Yunus
Muhammad Yunus, 84, adalah seorang wirausahawan sosial, bankir, ekonom, dan tokoh masyarakat sipil.
Dia dan Grameen Bank, yang didirikannya pada tahun 1980an, memelopori pinjaman mikro untuk membantu orang miskin, khususnya perempuan.
Yunus dan Grameen Bank bersama-sama menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2006 sebagai pengakuan atas perjuangan mereka melawan kemiskinan.
Di bawah pemerintahan Hasina, Yunus menghadapi serangkaian penyelidikan, yang menurutnya merupakan bagian dari "kampanye kotor."
Namun, Yunus menikmati reputasi yang baik, khususnya di kalangan anak muda dan terpelajar. Dia secara aktif mendukung para mahasiswa sejak awal aksi protes.
Popularitas, penerimaan yang luas, dan pengakuan internasional disebut oleh kelompok mahasiswa sebagai dasar tuntutan agar Yunus diangkat menjadi perdana menteri sementara Bangladesh.
Michael Kugelman, Direktur South Asia Institute di Woodrow Wilson Center yang berpusat di Washington, mengatakan pengangkatan Yunus merupakan "langkah yang cerdas."
"Yunus adalah tokoh yang diakui dan dihormati secara internasional, dan seorang profesional yang sangat sukses," ungkapnya.
"Namun, dia menjadi sasaran politik dalam beberapa tahun terakhir karena dia adalah kritikus tajam pemerintahan Sheikh Hasina dan target utama tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat," kata Kugelman.
"Para pendukung pemerintahan sebelumnya dan pendukungnya tidak akan menyukai langkah ini," tambahnya. "Dan India mungkin juga tidak menyukainya. Jadi, hal ini perlu ditangani dengan hati-hati pada momen politik yang sensitif seperti ini."
Pemimpin oposisi Khaleda Zia
Begum Khaleda Zia, 78 tahun, adalah ketua Partai Nasionalis Bangladesh, BNP, salah satu dari dua partai politik utama di Bangladesh.
Dia telah menjabat sebagai perdana menteri dua kali, dari tahun 1991 hingga 1996 dan sekali lagi dari tahun 2001 hingga 2006.
Zia dan Hasina dianggap sebagai dua musuh bebuyutan.
Zia dihukum karena korupsi pada tahun 2018, tetapi para pendukungnya mengatakan tuduhan korupsi tersebut bermotif politik agar dia tidak menjabat.
Ketika kesehatannya memburuk pada bulan Maret 2020, pemerintah mengizinkan Zia dibebaskan dari penjara namun tetap mengurungnya di rumahnya di Dhaka.
Pada hari Selasa (7/8/2024), Zia dibebaskan dari tahanan rumah.
"Tampaknya sangat mungkin Khaleda Zia akan kembali ke dunia politik, jika kesehatannya memungkinkan," kata Jasmin Lorch, seorang peneliti senior di Institut Pembangunan dan Keberlanjutan Jerman, kepada DW.
"Dengan Liga Awami yang saat ini didiskreditkan setelah pemerintahan Sheikh Hasina," dia menunjukkan bahwa BNP, salah satu dari dua partai politik utama di Bangladesh, memiliki peluang untuk mendapatkan kembali dukungan yang hilang.
"BNP telah dilemahkan oleh penindasan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, partai ini memiliki struktur, anggota, dan pengikut di seluruh negeri," katanya.
"Jika ada pemilihan umum yang bebas dan adil, BNP mungkin masih akan menang karena faktor anti-petahana yang kuat dalam politik Bangladesh dan karena partai ini mungkin dilihat oleh banyak orang sebagai satu-satunya alternatif terorganisasi untuk Liga Awami."
Namun, Lorch menekankan, masih banyak orang yang tidak mempercayai BNP karena catatan buruknya saat berkuasa.
"Masalah dengan Khaleda Zia dan BNP adalah bahwa saat mereka berkuasa, mereka melakukan pelanggaran yang mirip dengan yang dilakukan oleh Liga Awami. Gerakan mahasiswa menunjukkan, banyak bagian dalam masyarakat Bangladesh berlomba-lomba untuk perubahan yang lebih mendasar."
Kepala Staf Angkatan Darat Waker-Uz-Zaman
Jenderal Waker-Uz-Zaman baru menjadi kepala angkatan darat Bangladesh pada bulan Juni, untuk masa jabatan tiga tahun. Pria berusia 58 tahun itu tiba-tiba menjadi sorotan publik setelah Hasina digulingkan secara tiba-tiba.
Zaman dikenal sebagai sekutu dekat perdana menteri yang digulingkan dan masih kerabat jauh.
Namun, dia dilaporkan menarik dukungannya terhadap Hasina, yang memaksanya untuk lengser dan melarikan diri. Zaman telah memainkan peran utama selama beberapa hari terakhir dalam mengadakan diskusi dengan berbagai partai politik, kelompok masyarakat sipil, dan pemimpin mahasiswa tentang jalan yang harus diambil.
"Panglima militer berada dalam posisi yang sulit. Dia telah lama mendukung Hasina dan memiliki hubungan keluarga dengannya, tetapi lembaganya jelas tidak nyaman karena terseret ke dalam tindakan keras tersebut," kata Kugelman.
"Zaman juga mungkin sudah membaca tanda-tandanya dan memahami bahwa tidak banyak keinginan publik agar militer memainkan peran politik utama pasca-Hasina. Ini menunjukkan militer akan hadir dalam diskusi seputar pemerintahan sementara, tetapi berharap pada akhirnya tidak terlalu penting," tambahnya.
Zaman mengatakan pada hari Rabu, Yunus akan dilantik sebagai kepala sementara pada hari Kamis malam, dan menyatakan harapannya untuk proses "demokrasi yang indah." (rzn/as)/dw.com/id. []