Bangladesh Dilanda Wabah Demam Berdarah Terburuk Lebih 1.000 Orang Tewas

Bencana tersebut merupakan wabah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk terburuk yang tercatat di negara itu
Pasien demam berdarah menerima perawatan di Mugda Medical College and Hospital di Dhaka, Bangladesh, 14 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Dhaka, Bangladesh - Lebih dari 1.000 orang di Bangladesh tewas akibat wabah demam berdarah yang melanda negara tersebut sejak awal tahun ini, menurut angka resmi pemerintah. Bencana tersebut merupakan wabah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk terburuk yang tercatat di negara itu.

Angka dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang dipublikasikan pada Minggu (1/10-2023) malam menunjukkan 1.006 orang meninggal, di antara lebih dari 200.000 kasus yang dikonfirmasi.

Mantan direktur badan tersebut, Be-Nazir Ahmed, mengatakan kepada Kantor Berita AFP bahwa jumlah kematian sepanjang tahun ini lebih tinggi dibandingkan gabungan tahun-tahun sebelumnya sejak 2000, ketika Bangladesh mencatat wabah demam berdarah yang pertama.

“(Bencana) itu adalah peristiwa kesehatan yang sangat besar, baik di Bangladesh maupun di dunia,” tambahnya.

Dirjen WHO Tedros Adhanom GhebreyesusDirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bulan lalu bahwa wabah ini “memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan” di Bangladesh.

Demam berdarah merupakan penyakit endemik di daerah tropis yang menyebabkan demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan dalam kasus yang paling serius, pendarahan yang dapat menyebabkan kematian.

WHO telah memperingatkan bahwa demam berdarah – dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk seperti chikungunya, demam kuning dan Zika – menyebar lebih cepat dan lebih jauh akibat perubahan iklim. (ah/rs)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
364 Tewas karena Wabah Demam Berdarah di Bangladesh Tahun Ini
Para pejabat memperingatkan bahwa jumlah kematian dan infeksi bulan ini dapat membukukan rekor baru