Usai Berkomentar Rasis di Olimpiade, Jurnalis Yunani Dipecat

Saluran televisi ERT menyatakan telah mengakhiri kerjasama mereka dengan jurnalis veteran Dimosthenis Karmiris, Selasa 27 Juli 2021.
Jurnalis Yunani Dimosthenis Karmiris . (Foto: Tagar/Dailymail)

Jakarta - Seorang komentator olahraga di Yunani dipecat usai membuat komentar rasis mengenai salah satu atlet Korea Selatan di gelaran Olimpiade Tokyo 2020.

Saluran televisi ERT menyatakan telah mengakhiri kerjasama mereka dengan jurnalis veteran Dimosthenis Karmiris sebagai komentator tamu pada Selasa, 27 Juli 2021.

Diketahui, komentar rasis tersebut disampaikan Karmiris usai atlet asal Korsel, Jeoung Young-sik, berhasil mengalahkan Panagiotis Gionis dari Yunani dalam tenis meja putra. Kala itu, Karmiris ditanya mengenai keterampilan pemain tenis meja Korsel tersebut.

"Mata mereka sipit sehingga saya tidak mengerti bagaimana mereka bisa melihat bola bergerak bolak-balik," demikian pernyataan Karmiris kala itu.


Mata mereka sipit sehingga saya tidak mengerti bagaimana mereka bisa melihat bola bergerak bolak-balik.


Beberapa jam setelah Karmiris menyampaikan komentar tersebut di acara on-air, pihak ERT langsung mengeluarkan pernyataan.

"Komentar rasis tidak memiliki tempat di televisi publik. Kolaborasi antara ERT dan Dimosthenis Karmiris dihentikan hari ini, segera setelah morning show," tegas pihak ERT.

Di sisi lain, Olimpiade Tokyo telah dimulai sejak Jumat, 23 Juli 2021 usai setahun ditunda karena pandemi Covid-19. Namun gelaran ini turut menuai kontroversi karena dikhawatirkan dapat memperburuk situasi pandemi Covid-19.

Belum genap seminggu Olimpiade digelar, Tokyo rupanya sudah mencatat rekor harian kasus Covid-19. Pejabat kesehatan mengatakan bahwa pada hari Selasa, 27 Juli 2021 Kasus baru Covid-19 di Tokyo mencapai rekor tertinggi dengan ada lebih dari 2.800 kasus baru.

Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Januari lalu. Para ahli percaya varian Covid-19 Delta yang pertama kali ditemukan di India juga ikut bertanggung jawab atas lonjakan kasus di Jepang baru-baru ini. Sejak awal pandemi tahun lalu, Tokyo telah mencatat lebih dari 200.000 kasus.

Tokyo sendiri kini berada di bawah status darurat keempat karena pandemi. Ini juga menjadi alasan panitia penyelenggara memutuskan bahwa Olimpiade Tokyo digelar tanpa penonton di stadion. Status darurat akan berlangsung hingga Olimpiade berakhir pada 8 Agustus. []


Baca juga

Berita terkait
Olimpiade 2020: Jepang Raih 149% Kasus Covid-19 dalam 7 Hari
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga mendorong masyarakat Tokyo untuk lakukan work from home (WFH) dan menghindari kegiatan yang tidak penting.
Tim Bulu Tangkis China Belum Terkalahkan di Olimpiade Tokyo
Negara adidaya bulu tangkis, China, menjadi satu-satunya negara yang belum merasakan kekalahan di Olimpiade Toky
Olimpiade Tanpa Penonton Asing Kalangan Bisnis di Tokyo Terpukul
Banyak bisnis kecil di Tokyo terpukul parah tidak hanya oleh pandemi, juga karena keputusan yang melarang orang asing menyaksikan Olimpiade
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi