Malang - Unit Pelaksana Tugas Taman Hutan Raya (UPT Tahura) R. Soerjo menutup semua jalur pendakian Gunung Arjuno dan Welirang untuk sementara waktu. Hal itu sebagai langkah antisipasi terjadinya cuaca ekstrem yang sewaktu-waktu dapat membahayakan pendaki dua gunung tersebut.
Kepala UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, Ahmad Wahyudi mengungkapkan penutupan jalur pendakian itu sudah dilakukan sejak Sabtu, 31 Oktober 2020. Dia menyampaikan penutupan itu akan terus dilakukan hingga kondisi cuaca sudah memang benar-benar kondusif.
Sekarang kan cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Misalnya kita buka karena sudah baik, tapi ternyata tiba-tiba terjadi badai.
"Cuaca ekstrem seperti hujan, badai, angin kencang, petir hingga kabut dan sangat bahaya bagi pendaki. Sehingga, jalur pendakian (Gunung Arjuno dan Welirang) kami putuskan untuk tutup dulu sampai waktu tidak ditentukan," ujar Ahmad dalam keterangannya kepada Tagar, Jumat, 6 Oktober 2020.
Dia menjelaskan penutupan jalur pendakian itu juga sudah berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa angin di atas gunung masih tinggi. Kemudian juga karena kondisi cuaca masih berubah sewaktu-waktu.
Baca juga:
- Kata BMKG Fenomena Awan Lentikularis di Gunung Arjuno
- 1 Oktober Pendakian Gunung Semeru Kembali Dibuka
- Peraturan Pendakian Gunung Prau Selama New Normal
"Sekarang kan cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Misalnya kita buka karena sudah baik, tapi ternyata tiba-tiba terjadi badai. Nah, hal itu kan yang kita khawatirkan," ungkapnya.
Dia mencontohkan sebagaimana pada saat terjadinya fenomena awan lentikularis pada Kamis, 5 November 2020. Dia menyebutkan berdasarkan keterangan BMKG pula bahwa terjadinya fenomena itu karena ada turbelensi yaitu perubahan kecepatan aliran udara di atas gunung.
"Informasinya kan memang terjadi angin kencang di atas sana (Gunung Arjuno dan Welirang). Nah, kondisi seperti itu kan tentunya sangat membahayakan pendaki," terangnya.
Ketika misalnya tetap dipaksakan melakukan pendakian. Dia mengatakan juga khawatir sulit mencari keamanan saat terjebak dalam kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang tersebut.
"Ketika angin kencang kan tidak bisa memasang tenda. Kalau pun berlindung di bawah pohon, tidak bisa. Karena, pohon bekas kebakaran lapuk. Resikonya cukup tinggi," tuturnya.
Sampai saat ini, Wahyudi menyampaikan animo pendaki Gunung Arjuno dan Welirang sangat tinggi usai dibuka kembali sejak 5 September 2020. Dia menyebutkan jumlahnya bisa mencapai 500 pendaki setiap Sabtu dan Minggu.
Meski demikian, dia berharap kepada para pendaki untuk tidak memaksakan diri melakukan pendakian ke Gunung Arjuno dan Welirang sementara ini. Dengan catatan tadi bahwa karena kondisi cuaca masih belum stabil dan sangat berbahaya serta berisiko.
"Untuk saat ini kami sarankan tunda dulu pendakian ke Gunung Arjuno dan Welirang. Karena melihat kondisi cuaca itu tadi dan mencegah agar sesuatu yang tidak diinginkan terjadi," ucapnya.[] (PEN)