Uni Eropa Larang Penggunaan Mikroplastik dalam Produk Konsumen

Apa saja isi peraturan baru ini, kapan mulai berlaku, dan apa konsekuensinya bagi industri dan konsumen?
Ilustrasi - Mikroplastik dalam kosmetik (Foto: dw.com/id - Zheng Huansong/Xinhua News Agency/picture alliance)

TAGAR.id - Komisi Eropa menetapkan serangkaian langkah luas untuk memerangi polusi mikroplastik. Apa saja isi peraturan baru ini, kapan mulai berlaku, dan apa konsekuensinya bagi industri dan konsumen? Anne-Sophie Brändlin melaporkannya untuk DW.

Dari kedalaman palung laut hingga puncak gunung tertinggi, dari makanan dan air, hingga darah manusia, hanya ada sedikit tempat yang belum ditemukan cemaran mikroplastik. Menyebar melalui udara, air, dan tanah.

Begitu mikroplastik berada di lingkungan, bahan ini tidak akan terurai dan tidak dapat dihilangkan. Artinya, mikroplastik akan tetap berada di sana selama berabad-abad, menjadi ancaman bagi satwa liar dan pada akhirnya masuk ke dalam rantai makanan dan ekosistem ke tubuh manusia.

Mikroplastik digunakan dalam banyak produk konsumen, misalnya sebagai partikel abrasif dalam pasta gigi, atau sebagai bahan pengikat yang mengubah konsistensi cairan, dalam berbagai produk kosmetik, atau sebagai bahan pengisi di arena olahraga. Saat ini diperkirakan setiap tahunnya ada sekitar 42.000 ton potongan-potongan kecil plastik ini, yang sengaja ditambahkan ke dalam produk, dan dilepaskan di kawasan Uni Eropa saja.

"Itulah mengapa sangat penting untuk menghentikan aliran pelepasan ke lingkungan,” kata Johanna Bernsel, juru bicara Komisi Eropa.

Untuk mengatasi masalah ini, badan eksekutif UE telah mengadopsi langkah-langkah berdasarkan undang-undang REACH Eropa mengenai bahan kimia berbahaya, yang melarang penjualan mikroplastik itu sendiri dan produk-produk yang di dalamnya sengaja ditambahkan mikroplastik.

Produk mana yang akan terkena dampak larangan?

Larangan baru ini, yang mencakup semua partikel polimer sintetik berukuran kurang dari lima milimeter yang bersifat organik, tidak larut dalam air dan tahan terhadap degradasi, akan berdampak pada beragam produk. Antara lain kosmetik, deterjen, pupuk, produk perlindungan tanaman, mainan, obat-obatan, peralatan medis dan untuk arena olahraga.

Yang tidak terpengaruh adalah bahan konstruksi yang mengandung mikroplastik namun tidak melepaskannya, dan produk yang digunakan di lokasi industri. Namun, produsen harus melaporkan perkiraan emisi mikroplastik mereka setiap tahun, dan harus memberikan instruksi tentang cara menggunakan dan membuang produk untuk mencegah mikroplastik keluar ke lingkungan.

Larangan tersebut tidak hanya berlaku untuk produk yang diproduksi di Uni Eropa, tetapi juga produk-produk yang diimpor dari luar negeri. "Jadi, hal ini akan mendorong inovasi industri Eropa,” kata Bernsel.

Untuk kosmetik yang mengandung microbeads – manik-manik plastik kecil yang digunakan untuk pengelupasan kulit – dan glitter lepas yang terbuat dari plastik, larangan tersebut akan langsung diberlakukan. Namun untuk kosmetik lainnya, akan ada masa transisi antara empat hingga 12 tahun, tergantung kompleksitas produk dan ketersediaan alternatif yang sesuai.

mikroplastik dalam produk konsumenBanyak mikroplastik sengaja ditambahkan ke dalam produk konsumen (Foto: dw.com/id - Alexander Stein/JOKER/picture alliance)

Apa dampak pelarangan tersebut?

Untuk bahan pengisi yang digunakan di lapangan olahraga, akan ada masa tenggang selama delapan tahun untuk memberikan waktu kepada pemilik lapangan untuk beralih ke bahan alternatif, dan memungkinkan sebagian besar lapangan yang ada mencapai akhir masa pakainya, dan pada saat itu memang perlu diganti.

Berdasarkan Rencana Aksi Nol Polusi, UE telah berkomitmen untuk mengurangi limbah mikroplastik sebesar 30% pada tahun 2030. Larangan yang diterapkan ini merupakan langkah pertama mencapai tujuan tersebut.

Larangan terbaru ini diperkirakan akan mencegah pelepasan sekitar setengah juta ton mikroplastik ke lingkungan. Namun Marc Kreutzbruck, kepala institut teknik plastik di Universitas Stuttgart, mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan.

"Penting untuk dipahami bahwa dibandingkan dengan keseluruhan volume plastik di lingkungan, jumlah mikroplastik dalam kosmetik kurang dari 1%. Jadi, meskipun langkah-langkah yang diambil ini adalah hal yang baik, hal itu hanya berdampak pada permukaan saja,” pungkasnya. (hp/as)/dw.com/id. []

Berita terkait
Greenpeace: Waspadai Bahaya Mikroplastik di Galon Isi Ulang
Galon isi ulang digunakan berulang kali, sehingga mikroplasik mengalami peluruhan yang lebih besar.