Ujian Nasional, 1.308 Pelajar SMA di Jawa Tengah Masih dengan Kertas dan Pensil

Sebanyak 1.308 pelajar sekolah menengah atas dan sederajat di Jawa Tengah ikut ujian nasional kertas dan pensil (UNKP).
Pelajar di SMAN 9 Kota Semarang, Jawa Tengah sedang mengerjakan soal ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Senin 9/4/2018. (ags)

Semarang, (Tagar 9/4/2018) - Sebanyak 1.308 pelajar sekolah menengah atas dan sederajat di Jawa Tengah ikut ujian nasional kertas dan pensil (UNKP). Mereka belum bisa ikut ujian nasional berbasis komputer karena keterbatasan sarana dan prasarana sekolah

“Jangan sampai ada anak yang kesulitan ujian hanya gara-gara kesulitan komputer. Kalau sarana sudah cukup oke tapi kalau pada waktunya belum, sekolah belum punya dukungan sarana prasarana, yang prinsip ujiannya harus ikut,” ujar Plt Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko di sela tinjauan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di SMAN 4 dan SMAN 9 Kota Semarang, Senin (9/4/2018).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Bambang Gatot Hastowo menambahkan, 1.308 siswa yang ikut UNKP tersebut berasal dari 19 sekolah di Purworejo, Demak, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Semarang. 

“Dari 35 kabupaten/kota di Jateng masih ada sekolah yang belum UNBK, yakni 1,26 persen,” kata dia.

Penyebabnya, lanjut Gatot, sekolah belum memiliki komputer maupun perangkat pendukungnya. Sekolah tersebut juga jauh dari sekolah lain yang sudah punya komputer dan prasarana pendukungnya. 

“UNBK itu sekolah tidak harus punya komputer secara mandiri, bisa ujian di sekolah lain. Tapi karena belum punya komputer dan jarak jauh dari sekolah lain sehingga disarankan untuk UNKP dulu,” jelas dia.

Faktor lain adalah ketersediaan komputer dan sarana pendukung tidak sebanding dengan jumlah peserta UN di sebuah wilayah. Alhasil ketika hendak dilakukan penggabungan UNBK, perangkat komputer yang ada tidak mencukupi. 

“Di beberapa sekolah tersebut juga ada siswa paket C yang ujian menggunakan komputer. Siswa paket C ada yang pakai komputer di SMP maupun SMA lain, sehingga jumlah komputer belum memenuhi syarat,” sambungnya.

Gatot menyatakan walau masih ada siswa yang ikut UNKP, namun dia menjamin dari sisi bobot soal sama dengan peserta UNBK. Perlakuan materi ujian bagi peserta UNKP dan UNBK juga tidak dibedakan. Artinya, jumlah paket soal maupun materi ujian peserta UNKP tidak ada yang sama dalam satu kelas, sehingga mereka tidak bisa saling menyontek.  

“Untuk yang UNBK di Jateng ada 1.486 sekolah, 185.173 siswa. Artinya di Jateng sudah UNBK 98,74 persen. Harapan kami tahun depan 100 persen UNBK,” imbuh dia.

Kepala SMAN 9 Kota Semarang Siswanto mengatakan di sekolah yang dipimpinnya sudah UNBK sejak 2017. 

“Ini tahun kedua UNBK,” katanya. 

Di SMAN 9, UNBK tahun ini diikuti 369 peserta, terdiri 256 siswa jurusan IPA, dan 113 siswa jurusan IPS. Pelaksanaan ujian dibagi tiga tahap waktu di empat ruang komputer yang tersedia.

“Satu ruang ada 20 sampai 40 unit komputer, totalnya ada 150 unit komputer,” ujarnya

Para siswa diyakini tidak akan gagap ketika mengerjakan soal dengan komputerisasi tersebut, karena pihak sekolah jauh hari sudah menggelar latihan ujian menggunakan komputer.

“Semua sudah disiapkan, termasuk pasokan listrik maupun jaringan internet. Kami juga sudah cek satu per satu komputer dan semua dalam kondisi baik,” ujar Siswanto. (ags)

Berita terkait