Seattle, AS - Kepada Administrasi Penerbangan Federal AS (Federal Aviation Administration/FAA) Steve Dickson, menyelesaikan penerbangan selama dua jam di pusat kendali Boeing 737 MAX di Seattle, AS, 30 September 2020. Penerbangan itu adalah bagian dari evaluasi tahanp akhir dalam proses pemberian kembali sertifikasi setelah dua kecelakaan fatal.
Boeing 737 MAX dilarang terbang pada Maret 2019 setelah kecelakaan yang menewaskan 346 penumpang dan awak pesawat di Indonesia dan Etiopia dalam periode lima bulan. Dalam kedua kecelakaan itu, sistem kendali yang dikenal sebagai MCAS diketahui cacat, sehingga memunculkan data yang salah dari sensor aliran udara tunggal yang ada secara berulangkali dan otomatis mendorong hidung pesawat turun saat pilot berjuang untuk untuk menaikkannya.
Sejak saat itu Dickson memastikan bahwa dia tidak akan mengizinkan pesawat itu terbang hingga dia sendiri mengetahui dan yakin akan keamanan pesawat jenis 737 MAX itu.
Dickson, yang juga mantan pilot militer dan komersil pada Rabu, 30 September 2020, terbang bersama sejumlah pilot FAA dan Boeing dari bandara internasional King County, yang juga dikenal sebagai Boeing Field, di Seattle. Dalam penerbangan itu Dickson menguji sejumlah desain dan operasi yang sudah diperbaruhi, yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa. Jika semua berjalan baik, Boeing 737 MAX dapat diizinkan kembali mengudara sebelum akhir tahun ini.
Sementara itu Komite Transportasi dan Infrastruktur DPR hari Rabu, 30 September 2020, dengan suara bulat menyetujui undang-undang bipartisan untuk mereformasi proses sertifikasi pesawat terbang di FAA. Undang-undang ini dibuat pasca dua kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX di Indonesia dan Etiopia (voaindonesia.com/em/pp). []