Twitter Bekukan Akun Donald Trump Secara Permanen

Twitter bekukan akun Donald Trump secara permanen sejak 8 Januari 2021 karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut pasca penyerbuan Capitol
Twitter Inc. mengatakan telah secara permanen membekukan akun Presiden AS Donald Trump hari Jumat, 8 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com)

Jakarta - Perusahaan media sosial, Twitter Inc., mengatakan pada hari Jumat, 8 Januari 2021, bahwa mereka telah secara permanen membekukan akun Presiden AS Donald Trump karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut pasca penyerbuan gedung Capitol pada hari Rabu, 6 Januari 2021, oleh ratusan pendukungnya.

“Setelah meneliti secara cermat cuitan-cuitan baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen membekukan akun tersebut karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

akun trumpAkun @realDonaldTrump telah dibekukan secara permanen oleh Twitter, sejak Jumat, 8 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com)

Beberapa perusahaan media sosial telah menindak akun Trump setelah kerusuhan di Gedung Capitol pada hari Rabu, 6 Januari 2021. Sebelumnya, Facebook Inc mengatakan bahwa awal pekan ini pihaknya menangguhkan akun Trump hingga setidaknya akhir masa jabatan presidennya.

Presiden dari Partai Republik itu dijadwalkan akan menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden pada 20 Januari.

Gedung Putih tidak segera berkomentar. Dalam sebuah tulisan blog pada hari Jumat, Twitter mengatakan bahwa dua cuitan presiden yang dikirim hari itu melanggar kebijakannya yang menentang pemujaan terhadap tindak kekerasan.

Twitter telah memblokir sementara akun Trump, yang memiliki lebih dari 88 juta pengikut, pada hari Rabu setelah pengepungan gedung Capitol, dan memperingatkan bahwa pelanggaran tambahan oleh akun presiden akan mengakibatkan pembekuan permanen.

Trump telah diminta untuk menghapus tiga cuitan yang melanggar aturan sebelum akunnya dibuka blokirnya. Dia kembali ke Twitter pada hari Kamis, 7 Januari 2021, dengan video yang mengakui bahwa Joe Biden akan menjadi presiden AS berikutnya.

Menanggapi pembekuan akunnya di Twitter, Presiden Donald J. Trump Jumat, 8 Januari 2021, malam mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:

"Seperti yang sudah lama saya katakan, Twitter telah semakin menjadi-jadi dalam memberangus kebebasan berbicara, dan malam ini, karyawan Twitter telah berkoordinasi dengan Partai Demokrat dan Radikal Kiri dalam membekukan akun saya dari platform mereka, untuk membungkam saya – dan ANDA, 75.000.000 patriot hebat yang memilih saya. Twitter mungkin adalah perusahaan swasta, tetapi tanpa hadiah Pemerintah berupa Section 230, perusahaan itu tidak akan bertahan lama.

percakapan telefonPercakapan telepon antara Trump dan pejabat Georgia dari Partai Republik berlangsung selama lebih dari satu jam (Foto: dw.com/id)

Section 230 adalah bagian dari legislasi Internet di Amerika Serikat yang disahkan menjadi undang-undang sebagai bagian dari Undang-undang Kepatutan Komunikasi tahun 1996, yang umumnya memberikan kekebalan bagi penerbit situs web dari konten pihak ketiga

“Saya perkirakan ini akan terjadi. Kami telah bernegosiasi dengan berbagai situs lain, dan akan segera mengumumkan hasilnya, sementara kami juga melihat kemungkinan membangun platform kami sendiri dalam waktu dekat. Kami tidak akan Bungkam!" kata Trump.

“Twitter bukanlah tentang KEBEBASAN BERBICARA. Semuanya tentang mempromosikan platform Radikal Kiri di mana beberapa orang paling kejam di dunia diizinkan untuk berbicara dengan bebas. “TETAP IKUTI PERKEMBANGANNYA!” (lt/pp/ah)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Facebook dan YouTube Hapus Video Donald Trump
Facebook dan YouTube hapus video Presiden Donald Trump, sedangkan Twitter tangguhkan akun Presiden Trump
Hadapi Kekalahan di Pilpres Donald Trump Berkicau di Twitter
Sejak Joe Biden diproyeksikan sebagai Presiden AS terpilih melalui Pilpres 3 November 2020, Presiden Donald Trump bungkam pilih berkicau di Twitter
Alasan Facebook Hapus Iklan Donald Trump
Facebook menghapus iklan kampanye pemilihan kembali Presiden Amerika Serikat, Donald Trump karena melanggar kebijakan yakni memuat kebencian.
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama