Tutut Soeharto: Ibu Saya Mau Dicontoh, Monggo

Anak Presiden RI ke-2 Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana menyatakan rasa bangga pada ibunya, almarhum Tien Soeharto.
Sosok Tien Soeharto. (Foto: Wikipedia)

Jakarta - Anak dari Presiden RI ke-2 Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana menyatakan rasa bangga pada ibunya, almarhum Tien Soeharto, yang memiliki beberapa prestasi saat mendampingi ayahnya, yang menjabat selama 32 tahun.

Berbagai karya dibuat atas ide Tien Soeharto, menurut perempuan yang akrab dipanggil Mbak Tutut itu, salah satunya adalah Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tempat yang menyajikan pengetahuan mengenai budaya Indonesia ini merupakan tempat favorit yang terletak di Jakarta. Berbagai hal terkait budaya Indonesia tersaji di TMII.

Tutut menyatakan rasa bangganya itu kala memberikan sambutan saat menyerahkan arsip peninggalan kedua orangtuanya di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Dia berharap agar prestasi yang dilahirkan ibunya dapat bermanfaat dan menjadi contoh bagi ibu negara lainnya.

"Saya membicaraan ibu saya sendiri, ibu saya seperti itu. Kalau mau dicontoh, monggo. Kalau tidak, jangan dibikin jadi tidak baik. Monggo, untuk motivasi", kata Tutut seusai acara di kantor ANRI, Jakarta selatan, Kamis, 18 Juli 2019.

Saya membicaraan ibu saya sendiri, ibu saya seperti itu. Kalau mau dicontoh, monggo. Kalau tidak, jangan dibikin jadi tidak baik. Monggo, untuk motivasi.

Keluarga mantan Presiden Soeharto yang datang untuk memberikan berbagai peninggalan Soeharto ke ANRI yaitu Siti Hardiyanti Rukmana dan Bambang Trihatmodjo. Arsip yang diserahkan meliputi berbagai kegiatan Soeharto bersama ibu negara, yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto.

Penyerahan Arsip Secara Simbolis

Plt. Kepala ANRI Sumrahyadi menerima penyerahan arsip tersebut secara di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, ANRI, Jakarta selatan. Tutut menyatakan nantinya akan ada arsip lain yang diserahkan ke ANRI. Untuk sementara, pihaknya masih mengumpulkan data-data itu.

"Baik, ini memang belum semua diberikan, nanti yang tertinggal disusulkan. Masih banyak buku, yang masih tercecer, masih dikumpulkan," ujarnya.

Berbagai arsip kepresidenan ini nantinya dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat yang ingin mengetahui serta mempelajari sosok dan kebijakan para Presiden Indonesia dari masa ke masa. []

Baca juga:

Berita terkait