Tsamara Amany: PSI Dampingi Korban Pelecehan Bandara Soetta

PSI melalui Tsamara Amany secara terbuka merespons kejadian kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di Bandara Soetta, Tangerang, Banten.
Ketua DPP PSI Tsamara Amany. (Foto: Instagram/@tsmaradki)

Jakarta - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany Alatas turut merespons terjadinya kasus pelecehan seksual yang berujung trauma. Kejadian itu menimpa seorang perempuan yang mendapatkan perlakuan tidak senonoh oleh oknum medis rapid test di Bandara Soekarno - Hatta (Soetta) beberapa hari lalu.

Dalam dua hari kebelakang, Tsamara sangat intens melakukan komunikasi dengan korban pelecehan seksual yang terjadi di Bandara Soeta. Secara terbuka, ia bersama PSI menawarkan pendampingan hukum dan juga pemulihan psikologi.

Komnas perempuan mencatat setidaknya ada 431 ribu kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan. Ini bukan isu main-main!

"Hingga kini, kami ingin memberikan pendampingan pemulihan dan memastikan korban bisa tenang dulu. Baru nanti kita bicarakan hal-hal lain kedepannya," kata Tsamara kepada Tagar, beberapa waktu lalu Minggu, 20 September 2020.

Tsamara mengatakan, LHI sebagai korban pelecehan seksual termasuk perempuan yang berani. Pasalnya, ia tidak malu mengungkapkan perasaannya dimuka publik.

"Saya mendukung korban, seorang perempuan korban pelecehan seksual di Bandara Soekarno-hatta. Saya salut atas keberaniannya untuk berbicara di depan publik," ucap Tsamara di akun instagramnya.

Menurut Tsamara, kejadian yang menimpa LHI, merupakan satu dari ribuan kisah kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia. Pasalnya, kata dia, publik harus mendukung para korban yang sudah berani bicara.

"Komnas perempuan mencatat setidaknya ada 431 ribu kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan. Ini bukan isu main-main!" Ujar Tsamara.

Mantan Caleg DPR RI itu sangat menyayangkan respons publik yang menganggap korban pelecehan di Bandara Soetta tidak melakukan perlawanan. Menurut Tsamara, tidak adanya perlawanan tersebut dikarenakan korban yang mengalami shock teramat dalam.

"Tentu ini bukan hal baru, tapi tak boleh dinormalisasi. LHI disalahkan karena tidak melawan, itu adalah kejadian traumatis bagi korban," tutur Tsamara.

Untuk informasi, LHI melalui akun twitternya mengungkapkan kejadian pelecehan seksual yang menimpanya di Bandara Soeta. Saat itu, LHI sedang melakukan rapid test sebagai syarat untuk melakukan perjalanan udara.

Kemudian hasil pemeriksaannya reaktif. Lalu petugas medis menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kembali dan menggaransikan hasil yang non reaktif.

Setelah LHI mendapat surat non reaktif dan sedang menuju ke terminal keberangkatan, petugas menghampiri korban dan melakukan perbuatan tidak senonoh serta meminta uang atas hasil dari rapid test yang kedua.

"Pelaku melakukan pelecehan seksual dengan ciuman dan meraba payudara setelah melakukan transfer uang sebesar Rp 1,4 juta," kata LHI.[]

Berita terkait
Kronologi Pelecehan Seksual saat Rapid Test di Bandara Soetta
Perempuan berinisial LHI menjadi korban pelecehan seksual saat melakukan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Polisi Telusuri Pelecehan saat Rapid Test di Bandara Soetta
Tim dari Polres Metro Bandara Soetta yang mengusut kasus tersebut pergi ke Bali untuk bertemu dengan korban pada hari ini.
Klaster Bandara Soetta, Pengamat: Wali Kota Tangerang Lebay
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mencurigai Bandara Soetta menjadi klaster penyebaran Covid-19, pengamat menilai itu terlalu lebay.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.