Tradisi Buang-buang Uang di Sejumlah Wilayah Indonesia

Salah satunya dilakukan dengan cara melempar uang kepada warga sekitar.
Safiah, warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, membuang uang berjuta-juta ke sungai pada Jumat (18/1). Warga ramai-ramai mencari uang jutaan rupiah di lokasi yang terletak di Sungai Tanjungsari Indramayu tersebut. (Foto: Facebook/Yuni Rusmini)

Jakarta, (Tagar 22/1/2019) - Membuang duit atau uang ke sebuah tempat identik dengan ritual. Namun, di Indonesia kegiatan itu menjadi bagian tradisi kebudayaan.

Di Pekalongan, Jawa Tengah, kegiatan buang uang masuk dalam budaya yang disebut udik-udikan. Ritual itu dilakukan sebagai tanda ucapan terimakasih atau rasa syukur atas berkat yang diperoleh seseorang.

Banyak orang yang melakukan tradisi tersebut berasal dari masyarakat dengan kondisi perekonomian menengah hingga kaya raya.

Udik-udikan dilakukan dengan cara melempar uang kepada warga sekitar. Uang yang dilempar ke tengah warga dalam lokasi tertentu kemudian diperebutkan, tidak dengan cara dibagikan satu per satu.

Tradisi yang telah dilakukan secara turun-temurun itu umumnya diikuti lansia. Dilaksanakan dalam suasana sukacita, seperti merayakan 40 hari bayi lahir, pernikahan, dan juga naik haji. Istilah jaman sekarang, hajatan.

IndramayuSafiah, warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, membuang uang berjuta-juta ke sungai pada Jumat (18/1). Warga ramai-ramai mencari uang jutaan rupiah di lokasi yang terletak di Sungai Tanjungsari Indramayu tersebut. (Foto: Facebook/Yuni Rusmini)

Berbeda lagi dengan tradisi ketika melintas di jalur pantura antara Subang dan Indramayu. Ada fenomena menarik dari warga sekitar yang mengais rejeki saat pengguna jalan lewat kemudian melempar uang recehan kepadanya.

Kegiatan ini bukan sebuah ritual, namun tradisi yang berlangsung siang hingga malam di pantura, tepat di sekitar Jembatan Sewoharjo.

Sejumlah orang percaya jika membuang uang ke badan jalan di lokasi tersebut akan terhindar dari marabahaya sepanjang perjalanan.

Baca juga: Buang Uang Berjuta-juta ke Sungai di Indramayu, Ritual Gaib?

Manariknya, ketika pengendara kendaraan membuang uang ke Jembatan Sewoharjo, warga yang ingin mengambil uang tersebut mengaisnya menggunakan sapu lidi.

Sementara itu di Gresik, Jawa Timur, ada tradisi serupa yang dilakukan setelah panen selesai, setiap setahun sekali. Bagi warga yang mendapat rejeki lebih akan membagikan uang sebagai ucapan syukur dan berbagi kepada warga lainnya.

Tradisi ini bukan hanya sekedar berebut untuk mendapatkan uang semata, tetapi lebih dari itu, untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan tetangga sambil menjunjung tinggi adat istiadat.

Belum lama ini, warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, heboh membuang uang ke sungai pada Jumat (18/1).

Tak tanggung-tanggung uang yang dibuang perempuan bernama Safiah itu sebesar Rp 4 juta. Warga sekejab turun ke sungai mengais-ngais cari uang yang dibuang tersebut.

Beberapa warga menilai uang yang tiba-tiba dibuang ke sungai merupakan sebuah ritual ghaib. Nyatanya, setelah ditelusuri, uang yang dibuang Safiah milik suaminya, Usman.

Warga yang mencari uang ke sungai mengumpulkan Rp 1 juta kemudian mengembalikannya ke Usman. Safiah diketahui mengalami gangguan jiwa.

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.