Tina Turner Menginspirasi Para Penyintas Korban KDRT

“Dia berakhir di meja depan hotel ini dengan 0,36 dolar dan kartu bensin atas namanya,” kata Al DeBerry, direktur pelaksana di Hotel Lorenzo
Foto mendiang penyanyi Tina Turner dipasang di Hollywood Walk of Fame, Los Angeles, AS, pada 24 Mei 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Chris Pizzello)

TAGAR.id - Keterbukaan legenda penyanyi rock n roll, mendiang Tina Turner, tentang pelecehan yang dialaminya terus menginspirasi para penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Tina Turner meninggal dalam usia 83 tahun di rumahnya di Küsnacht, dekat Zurich, Swiss, 25 Mei 2023.

Pada Juli 1976, kehidupan penyanyi itu berubah saat mengunjungi Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS), untuk tampil bersama suaminya Ike. Ketika itu, pada malam hari dia melarikan diri dari kekerasan, menyeberangi jalan raya yang ramai untuk mendapatkan keselamatan. Dia menemukan perlindungan di Ramada Inn, yang sekarang disebut Hotel Lorenzo yang terletak di pusat Kota Dallas.

“Dia berakhir di meja depan hotel ini dengan 0,36 dolar dan kartu bensin atas namanya,” kata Al DeBerry, direktur pelaksana di Hotel Lorenzo. “Itu adalah titik balik dalam hidupnya dari apa yang mungkin merupakan saat tergelap dalam hidupnya dengan membuat keputusan untuk melarikan diri dari kehidupan yang penuh kekerasan.”

Dia kemudian terus terang membeberkan kisah tentang kekerasan yang dialaminya selama pernikahannya dengan Ike. Keputusannya untuk mengungkapkan detail kekerasan itu hingga kini masih menginspirasi banyak wanita lain.

“Ketika saya pertama kali membaca bukunya, saya masih dalam hubungan perkawinan saya. Saya ingat, saya menangis saat membacanya,” kata Ketua Koalisi Nasional Anti Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Ruth Glenn.

Tina TurnerPenyanyi legendaris, Tina Turner, meninggal dalam usia 83 tahun di rumahnya di Küsnacht, dekat Zurich, Swiss, Rabu, 24 Mei 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Glenn, yang selamat dari kekerasan dalam rumah tangga mengatakan cerita Turner membantunya mengidentifikasi pelecehan yang dialaminya. Glenn membaca otobiografi penyanyi itu saat pertama kali diterbitkan.

Bertahun-tahun kemudian, setelah meninggalkan hubungan yang kasar, dia membaca buku itu lagi sebagai bagian dari mata kuliah tentang kekerasan dalam rumah tangga yang diambilnya di University of Colorado.

“Pelecehan finansial yang dia alami, kontrol, kekerasan seksual yang dia alami. Itu adalah hal-hal yang belum kami sebutkan, tetapi itu adalah hal-hal yang saya alami dan saya melihatnya dengan jelas.”

Glenn, sekarang CEO dan presiden Koalisi Nasional Melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, menyebut penyanyi itu sebagai ikon yang warisannya akan terus hidup dan dikenang dengan cara yang berbeda.

“Anda benar-benar merasakan energi yang datang dari musiknya,” kata Glenn. “Anda tahu, lagu ‘What's love got to do with it’ bisa diartikan dengan banyak cara. Saya pikir untuk banyak korban dan penyintas, misalnya, apa hubungannya cinta dengan itu? Ya, saya mencintai orang ini, tetapi apa hubungannya dengan keselamatan dan kesejahteraan saya?”

Hotel yang sama di mana Tina Turner mencari perlindungan memiliki kamar yang didedikasikan untuk menghormatinya. Kamar itu disebut ruang “Escape” (“tempat melarikan diri”) dan diisi dengan memorabilia sang bintang.

Setelah kematiannya, beberapa penggemar mengunjungi hotel tersebut. Beberapa karangan bunga mawar ditempatkan di dekat potret bintang yang tergantung di lobi. (lt/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Mengenang Penyanyi rock n roll Legendaris Tina Turner
Artis kelahiran Amerika namun sudah 10 tahun ini menjadi warga negara Swiss, meninggal pada usia 83 setelah lama sakit
0
Tina Turner Menginspirasi Para Penyintas Korban KDRT
“Dia berakhir di meja depan hotel ini dengan 0,36 dolar dan kartu bensin atas namanya,” kata Al DeBerry, direktur pelaksana di Hotel Lorenzo