Tiga Kesalahan yang Sering Dilakukan Setelah Wawancara Kerja

Berikut ini tiga kesalahan yang sering dilakukan setelah wawancara kerja.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Jakarta, (Tagar 25/11/2018) - Kebanyakan pelamar kerja percaya bahwa wawancara adalah bagian yang paling sulit dari serangkaian proses pencarian kerja. Namun, cara menindaklanjuti wawancara juga tak kalah penting dari interview itu sendiri.

Setelah berhasil membuat kesan positif pada manajer perekrutan, maka Anda perlu mempertahankan upaya tersebut. Ada banyak pelamar kerja yang kritis, justru sering membuat kesalahan setelah wawancara kerja.

Berikut beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan setelah interview usai seperti dilansir Business News Daily.

1. Follow Up Berlebihan

Setelah sesi wawancara kerja berakhir, pasti Anda berusaha mempertahankan kesan positif dengan mengirimkan ucapan terima kasih melalui surat elektronik atau pesan singkat kepada manajer perekrutan.

Satu atau dua pesan ucapan sudah cukup. Jika Anda menelepon terlalu sering atau mengirimkan pesan terlalu banyak, maka akan membuat calon bos merasa tidak nyaman.

Menurut pengakuan para perekrut, kandidat yang terlalu agresif justru akan memberikan kesan negatif. Perekrut tidak terlalu suka orang yang 'gerilya' dengan mencari-cari nomor kontak pribadi pewawancara dan menghubungi berkali-kali.

Anda juga harus menghormati cara berkomunikasi yang diinginkan manajer perekrutan. Misalnya, jika ia hanya membolehkan komunikasi via email, maka jangan coba-coba menelepon.

Selain itu, Anda juga harus memperkirakan waktu yang tepat untuk menindaklanjuti wawancara kerja. Secara umum, semakin cepat Anda mengirimkan ucapan terima kasih, maka semakin baik di mata perekrut. Sementara untuk tindak lanjut hasil wawancara, Anda harus menunggu.

Jika Anda diwawancarai melalui telepon, dan tidak ada tanggapan berikutnya, berikan waktu sepekan hingga 10 hari untuk mempertanyakan hasil interview. Atau, Anda bisa menggunakan kesempatan saat wawancara untuk menanyakan kapan waktu terbaik untuk menanyakan keputusan penerimaan karyawan.

2. Sok Akrab dengan Pewawancara

Banyak orang menganggap bahwa keakraban sejak dini merupakan hal baik dalam upaya membangun hubungan. Padahal, hal ini justru bisa membuat kandidat kehilangan kesempatan mendapatkan pekerjaan.

Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan pelamar kerja adalah meminta terhubung di LinkedIn dengan manajer perekrutan atau salah satu pewawancara setelah sesi interview selesai. Permintaan ini mungkin tampak terlalu lancang di mata manajer atau pewawancara. 

Meskipun media sosial adalah alat yang hebat untuk memasarkan atau menunjukkan kepribadian, tapi tidak baik untuk bersosialisasi dengan manajer perekrutan yang potensial.

Jadi, Anda mesti bersikap sopan dan jangan sok akrab saat sesi wawancara. Anda harus profesional dan menjalani seluruh proses perekrutan dengan benar seperti kandidat lainnya.

3. Mengubah Ekspektasi Gaji

Salah satu pertimbangan manajer HR memanggil seorang kandidat untuk wawancara kerja adalah harapan pada kompensasi awal yang diinginkan.

Perusahaan harus tahu apakah calon karyawan menginginkan besaran gaji dan tunjangan yang masih masuk dalam perhitungan dan relevan. Sebab, ada kandidat yang terlalu percaya diri sehingga mengingkatkan ekspektasi kompensasi secara dramatis.

Jadi, jika ada seorang kandidat yang mengubah ekspektasi gaji di saat terakhir, maka perekrut akan merasa tidak nyaman. Perekrut akan menganggap bahwa calon karyawan tersebut telah membuang waktu semua orang yang telah menyiapkan sesi interview. []

Berita terkait
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.