Tiga Jimat Panglima Besar Soedirman

Dan yang ketiga, semua yg saya lakukan tulus dan ikhlas untuk rakyat dan bangsa Indonesia
Panglima Besar Jenderal Soedirman Ternyata Punya 3 Azimat. (Foto: Ist.)

Jakarta, (Tagar 21/10/2017) - Mari kita ulas sedikit kisah perjalanan atau perjuangan seorang Panglima Besar Jendral Soedirman dalam perang melawan sekutu pada bulan Desember 1948, dimana militer Belanda yang masih bercokol di Indonesia khususnya di Pulau Jawa melancarkan agresi militer kedua bersandi Operation Kraai.

Serbuan militer yang dirancang oleh Kepala Staf Angkatan Darat Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu, Jenderal Simon Spoor, langsung menggegerkan rakyat Indonesia yang baru tiga tahun memproklamirkan kemerdekaan.

Pada saat belasan gerilya yang dipimpin Soedirman melakukan operasi militer, ada satu orang pengkhianat di dalamnya.

Ketika Jenderal Soedirman memutuskan beristirahat disalah satu rumah penduduk, pengkhianat tersebut melaporkan ke pihak Belanda. Dan secara cepat, pasukan Belanda terdeteksi sedang bergerak mendekati ke kediaman, dimana Soedirman dan pasukan gerilyanya berisitirahat.

Pengamanan sektor terdepan melaporkan, "Pakde kita sudah dikepung."

Mendengar laporan tersebut, Soedirman berkata, "Tenang, semuanya berganti pakaian dan berdzikir bersama-sama saya."

Dalam tahlil Lailahaillallah, Belanda secara tiba-tiba masuk dan meminta menunjukan kepada anak buahnya (si pengkhianat). "Waar de Soedirman (di mana Soedirman)? "

"Ini yang namanya Soedirman yang Tuan cari-cari selama ini," jawabnya.

Ketika diperhatikan (oleh pihak Belanda), "Saya tidak percaya ini Soedirman!"

“Pak saya anak buahnya, saya bersama-sama bergerilya,” tambah si pengkhinat untuk meyakinkan Belanda.

Namun Belanda tetap pada pendiriannya, tidak percaya bahwa orang yang disudutkan tersebut adalah Jenderal Soedirman. Pada akhirnya pangkat tertinggi Belanda yang berada saat itu, mencabut pistol dan ditembakkannya ke pelapor tersebut.

Pasukan gerilya yang lain tidak menduga bahwa situasinya akan terbalik. Karena saking penasarannya, Soedirman ditanya oleh salah satu anak buahnya, "Pak Yai, saya pingin tahu jimadnya Pak Yai itu apa? Kita dikepung dan kita tenang saja tapi malah pengkhinat yang ditembak," katanya heran.

Beliau tersenyum dan berkata, "Bapak ingin tahu? Saya punya tiga jimad (azimat). Yang pertama, saya tidak pernah lepas dari bersuci. Yang kedua, saya tidak pernah salat tidak tepat waktu. Dan yang ketiga, semua yg saya lakukan tulus dan ikhlas untuk rakyat dan bangsa Indonesia," jelasnya. (dbs)

Ardha Franstiya

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.