Tiga Bersaudara Trah Cendana di Kancah Politik

Titik Soeharto tidak khawatir kehadiran Partai Berkarya ciptaan Tommy Soeharto akan menggilas eksistensi Partai Golkar.
Putri Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana (kanan) dan Siti Hediati Hariyadi menghadiri acara Syukuran dan Silaturahmi Nasional Partai Golkar di Jakarta (1/11/2015). ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, (Tagar 13/3/2018) - Titik Soeharto tidak khawatir kehadiran Partai Berkarya ciptaan Tommy Soeharto akan menggilas eksistensi Partai Golkar.

Titiek justru mengingatkan bahwa adiknya itu pernah lama di Golkar. Kehadiran Partai Berkarya menurutnya akan menambah warna di Pemilu 2019 mendatang.

Baca juga: Tommy Soeharto: Kami Masih Fokus Pada Perolehan Kursi di Parlemen

"Golkar dan Berkarya, tujuannya untuk kesejahteraan rakyat. Makin banyak partai selama tujuannya bagus, kenapa tidak," kata Titiek.

Titiek juga menyinggung Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) yang pernah berencana mengusung kakaknya, Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut Soeharto) maju sebagai calon presiden di Pilpres 2014.

"Jadi bukan berarti baru sekarang ya, perasaan dari dulu sudah ada partainya Mbak Tutut. Semua tujuannya sama," ungkap Titiek.

Pada pemilu 2014 PKPB hanya memperoleh suara 2,11 persen, sehingga rencana mengusung Tutut pun sirna.

PKPB didirikan pada 9 September 2002 di Jakarta, dipimpin R Hartono mantan KSAD dan mantan Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Pembangunan VII.

Hartono kala itu menjelaskan partai yang dipimpinnya ingin mendulang sukses yang pernah dirasakan Orde Baru. Ia yakin partainya akan mendapat dukungan masyarakat yang pernah merasakan kemakmuran saat Soeharto berkuasa.

Tutut Soeharto yang jarang terlihat di depan umum sejak ayahnya lengser, hadir dalam acara syukuran PKPB pada 2 Desember 2003. Saat itu muncul dugaan bahwa Tutut adalah calon presiden dari PKPB.

Di penghujung 2003 PKPB mendeklarasikan Tutut sebagai calon presiden, namun Tutut tak mau terang-terangan menyatakan diri sebagai capres dari PKPB.

"Selama kampanye, kami akan siap membantu partai," kata Tutut di Jakarta, Rabu 10 Maret 2004.

Namun, Tutut gagal jadi capres karena dalam Pemilu 2004 PKPB bernomor urut 14 hanya memperoleh 2,11% suara secara nasional dan memperoleh 2 kursi di DPR. (sa)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.