Tersangka Penembakan Donald Trump Disidangkan di Pengadilan Federal AS

Percobaan pembunuhan terbaru terhadap calon presiden Partai Republik Donald Trump memunculkan pertanyaan tentang kekerasan politik di AS
Ryan W. Routh, yang diduga berupaya membunuh Donald Trump, didakwa atas dua kejahatan terkait senjata api di West Palm Beach, Florida, AS, 16/9/2024 dalam sketsa ruang sidang di pengadilan federal. (Foto: voaindonesia.com/Lothar Speer/REUTERS)

TAGAR.id – Percobaan pembunuhan terbaru terhadap calon presiden Partai Republik Donald Trump memunculkan pertanyaan tentang kekerasan politik di Amerika Serikat (AS). Baik para pimpinan Partai Demokrat maupun Partai Republik sama-sama menyerukan penambahan sumber daya untuk Dinas Rahasia Amerika Serikat (Secret Service).

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Senin (16/9/2024) mengutuk persoalan yang terlihat sebagai upaya pembunuhan kedua terhadap mantan Presiden Donald Trump.

“Di Amerika, kita menyelesaikan perbedaan kita secara damai di kotak suara, bukan di ujung senapan,” ujar Biden.

Dinas Rahasia Amerika Serikat telah menjadi sorotan Kongres sejak upaya pembunuhan terhadap Trump pada 13 Juli lalu. Ketua DPR Mike Johnson mengatakan kepada kantor berita Fox News bahwa insiden kedua ini semakin mendesak adanya perubahan pada badan tersebut.

“Saya kira ada orang-orang hebat dan patriotik yang bekerja dalam Dinas Rahasia, tetapi kami tidak yakin dengan para pimpinannya,” sebut Johnson.

Sementara Trump mengatakan kepada Fox News Digital pada hari Senin bahwa retorika Partai Demokrat adalah penyebabnya. Namun, pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer mengutuk upaya pembunuhan tersebut.

“Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan politik dalam bentuk apapun,” kata Schumer pada hari Senin (16/9/2024).

Ryan Routh, tersangka pelaku penembakan, diduga bersembunyi di semak-semak tepat di luar lapangan golf milik Trump di Florida, sembari membawa senapan laras panjang.

Aktivis berusia 58 tahun ini adalah pendukung kuat Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia. Dia sempat berbicara dengan Newsweek Rumania pada tahun 2022 tentang perang tersebut.

“Konflik ini jelas hitam putih. Ini adalah tentang kebaikan melawan kejahatan,” sebutnya.

Di sisi lain, Rusia mengatakan bahwa upaya pembunuhan tersebut merupakan peringatan bagi Amerika Serikat. “Bermain api tentu ada konsekuensinya,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada hari Senin (16/9/2024).

Para pejabat penegak hukum mengatakan kepada wartawan bahwa lapisan pengamanan yang ditambahkan pada hari-hari setelah upaya pembunuhan pertama telah membantu melindungi Trump pada hari Minggu (15/9/2024).

“Sistem ini bisa bekerja. Tersangka bahkan tidak sampai melepaskan pelurunya, lalu kita menangkap dan membawanya ke pengadilan,” sebut Ric Bradshaw, sheriff di Palm Beach County.

Tersangka penembakan, Routh, pun hadir di pengadilan federal Florida pada Senin (16/9/2024) pagi dalam sidang dakwaan terkait kepemilikan sejumlah senjata api. (th/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Donald Trump di Truth Social: “Saya Benci Taylor Swift!”
Beberapa hari sebelumnya bintang pop itu secara terang-terangan mendukung lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris