Ternyata Ini Penyumbang Terbesar Lapangan Kerja UMKM

Konsumsi rumah tangga mendekati angka 60%, tepatnya 58% dari kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi.
Oke Nurwan (Foto: Tagar/Rafi Fairuz))

Jakarta - Dyandra Promosindo bekerja sama dengan Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menyelenggarakan pameran lisensi dan waralaba Indonesia Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) ke-19 pada 12-30 November 2021.

Dua tahun terakhir terutama di tahun 2020, semua sektor sangat berpengaruh karena adanya pandemi Covid-19. Kondisi tersebut membuat kondisi Indonesia tertatih-tatih bahkan sempat terhenti. Indonesia juga baru menyatakan di pertumbuhan ekonomi berbasiskan 4 pilar.

“Pertumbuhan ekonomi yang berbasis 4 pilar yakni, Konsumsi rumah tangga, Government spending atau APBN, Investasi, dan ekspor impor. Pertumbuhan ekspor impor yang menunjukkan angka terbaik dan diharapkan sampai bulan-bulan ke depannya,” ujar Oke Nurwan selaku Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Oke Nurwan juga menambahkan kenaikan ekspor impor ini bukan karena kementerian perdagangan, melainkan karena adanya komoditi supercycle yang harganya melonjak. Meskipun harga telur dan minyak sempat naik saat itu.

Namun jika berkaca dan melihat pertumbuhan ekonomi di Kuartal ke II tahun 2021 sangat bagus, yakni sebesar 7,07% dibandingkan tahun sebelumnya di kuartal yang sama. Indeks konsumen di atas 100 yang membuat kepercayaan tumbuh kembali.


Konsumsi rumah tangga mendekati angka 60%, tepatnya 58% dari kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi.


“Euforia kenaikkan tersebut diawali dengan penutupan kembali di awal kuartal ke III, yakni tepatnya pada tanggal 2 Juli 202. Penutupan ini mulai dari restoran, mall, pusat perbelanjaan, dan hotel kita tutup kembali,” ujar Oke Nurwan.

Oke Nurwan juga berkata bahwa ternyata kontribusi terbesar penyumbang pertumbuhan ekonomi dari 4 pilar tersebut adalah konsumsi rumah tangga yakni sebesar 58%.

“Konsumsi rumah tangga mendekati angka 60%, tepatnya 58% dari kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi. Angkanya dari Rp15.400 triliun APBN itu sebesar Rp9.600 triliun adalah konsumsi rumah tangga,” ungkapnya.

Selain itu jumlah pelaku usaha kecil atau UMKM nyatanya lebih besar daripada pelaku usaha besar dengan perbandingan sebsar 55:45. Konsumsi rumah tangga menciptakan lapangan kerja yang diciptakan oleh UMKM sebagai pencipta lapangan kerja terbesar. UMKM juga menyerap menyerap 92% tenaga kerja yang ada di pasar domestik.[]


(Rafi Fairuz)

Baca Juga:

Berita terkait
Covid-19 Hadang Pertumbuhan Ekonomi di Asia Timur dan Pasifik
Bank Dunia prediksi pertumbuhan ekonomi lambat bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik karena pandemi Covid-19
Puan Maharani: Pandemi Momentum Pertumbuhan Ekonomi Hijau
Ketua DPR RI Maharani mengatakan perlunya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan hijau sebagai fondasi untuk mengentaskan kemiskinan saat pandemi.
Kemendagri: UKM Instrumen Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar mengatakan bahwa UKM sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi.