Jakarta - Pernikahan siswa SMK dengan 2 ABG di Lombok Barat, NTB, berbuntut panjang. Seluruh kepala desa di Lombok akan dikumpulkan.
"Rencana Kamis tanggal 22 Oktober kami akan rakor di Kecamatan untuk mengundang semua kepala desa untuk membahas masalah pernikahan anak," Kata Sekretaris Kantor DP2KBP3A Lombok Barat, Erni Suryana, Senin, 19 Oktober 2020.
Erni mengatakan pihaknya telah memanggil dan meminta keterangan kepada kedua mempelai serta orang tua dan kepala dusun terkait. Rapat koordinasi yang akan digelar itu bertujuan menekan angka pernikahan usia anak serta memberikan pemahaman hukuman dan sanksi bagi siapa saja yang membiarkan kasus serupa terjadi.
Fakta yang kami dapatkan ternyata dua mempelai itu sudah hamil, jadi tidak mungkin kami pisahkan,
"Tapi minimal ini peringatan bagi seluruh aparat baik kepala dusun, aparat desa untuk ke depannya tidak membiarkan, apalagi memfasilitasi, pernikahan usia anak karena ada hukuman yang sudah menunggu," ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya tak mungkin memisahkan siswa SMK menikahi 2 wanita yang viral. Sebab, dua mempelai telah hamil.
“Fakta yang kami dapatkan ternyata dua mempelai itu sudah hamil, jadi tidak mungkin kami pisahkan. Kami mengetahui hal itu setelah memanggil beberapa pihak yang terlibat,” ujarnya.
Selain mendapatkan fakta soal kedua mempelai wanita sudah hamil, Erni mengatakan pemanggilan tersebut menjadi peringatan kepada aparat desa agar tidak membiarkan kasus pernikahan usia anak terjadi.
Soal sanksi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang sengaja membiarkan kasus ini terjadi, Dinas P2KBP3A mengaku belum berani memastikan. Pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak kepolisian.
"Kami akan berkoordinasi kembali dengan Kanit PPA Polres untuk langkah selanjutnya karena untuk membawa ini ke ranah hukum harus ada laporan. Belum bisa kita pastikan saat ini," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan di Lombok, Nusa Tenggara Barat berinisial AR 18 tahun menikahi dua gadis dalam waktu satu bulan. Alhasil kejadian yang awalnya tak direncanakan tersebut sempat membuat ibu AR pingsan karena terkejut.
"Pas lagi tidur itu, saya kaget datang keluarga M minta untuk dinikahkan, waktu itu ibunya sempat pingsan. Ya karena disuruh untuk nikah ya kita terima dan harus tanggung jawab," kata ayah AR, Ayuni.
Sang ayah menjelaskan, istri pertama AR berinisial F. Ia baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan belum sempat mendaftar ke SMA.
Awalnya, AR yang merupakan putra sulungnya menikahi F pada Kamis, 17 September 2020 lalu. "Kamis, 17 September lalu emas kawinnya Rp 2,5 juta dan sudah pergi nyongkolan," tutur Ayuni.
Tetapi tak disangka, berjarak satu pekan setelah pernikahan itu, keluarga gadis berinisial M mendatangi mereka. M adalah gadis yang masih duduk di bangku Madrasah Aliah atau setara SMA, dan minta dinikahkan.
Awalnya keluarga mengira, mereka adalah tamu yang menjenguk. Ternyata keluarga M meminta anaknya dinikahkan dengan AR. []
Baca juga:
