Jakarta – Film The Medium yang dirilis sejak 20 Oktober, sukses menarik perhatian masyarakat Indonesia. The Medium dikatakan menjadi film terlaris di Indonesia setelah dikonfirmasi langsung oleh rumah produksi dengan lebih dari 165.000 penonton.
Masih ramai dibicarakan hingga saat ini, tak sedikit yang menjadi penasaran dan ingin menonton The Medium secara langsung di bioskop.
Ada banyak alasan mengapa film ini harus menjadi salah satu film yang di tonton oleh para penikmat film horror. Berikut adalah 5 fakta dari film The Medium.
1. Menceritakan dunia perdukunan
Menggabungkan unsur praktik Shamanisme atau perdukunan antara Korea dan Thailand, film ini menampilkan alur cerita yang cukup menyeramkan. Film The Medium sangat jarang menampakkan sosok hantu di dalam alurnya.
Meskipun hanya didukung dengan dunia perdukunan dan kerasukan, arwah jahat yang merasuki salah satu anggota keluarga digambarkan dengan adegan yang menyeramkan hingga para penonton dapat dibuat ketakutan.
2. Karya sutradara ternama dua negara
Film ini sudah ditunggu sebelum penayangannya rilis. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat mancanegara yang menunggu karya kolaborasi dari dua sutradara ternama asal negara yang berbeda. The medium sendiri merupakan film kolaborasi dari sutradara Banjong Pisathanakun asal Thailand dan Na Hong Jin asal Korea Selatan.
Banjong Pisathanakun sebelumnya dikenal karena menjadi sutradara di 3 film horror terkenal Thailand, yakni Shutter, Pee Mak, Alone, hingga Phobia 2. Sementara Na Hong Jin pernah menjadi sutrada untuk film The Wailing dan The Chaser.
3. Masuk box office korea selatan
Rilis lebih dahulu di bioskop Korea Selatan pada 14 Juli lalu, film ini berhasil meraih 129.917 pada penayangan pertama. The Medium juga berhasil meraih penghargaan utama The Best Of Bucheon setelah tayang perdana di Bucehon International Fantastic Film Festival.
Film ini diketahui menduduki peringkat kedua di antara film Korea Selatan lainnya dengan meraih pendapatan sebesar 5,37 juta US dollar.
4. Dibuat ala dokumenter
Seluruh rangkaian proses syuting film The Medium diketahui menggunakan kamera video dan CCTV untuk perekamannya. Penggunaan CCTV sendiri digunakan untuk mendukung film The Medium yang dibuat seperti film documenter. Pergerakan kamera yang juga terkadang memusingkan turut serta mendukung konsep ini.
5. Menampilkan adegan sadis
Banyak menampilkan adegan yang mencekam lewat hal-hal kuno dalam film ini, The Medium juga sangat direkomendasikan untuk para penggemar film gore atau adegan sadis dan penuh dengan darah. Film ini juga sangat cocok ditonton oleh masyarakat Indonesia karena familiar dengan ritual perdukunan.
(Rana Maheswari Ummairah)