Tempat Wisata Malam Mengasyikkan Kota Jakarta

Sejatinya menikmati Kota Jakarta pada malam hari lebih mengasyikkan ketimbang siang atau sore hari yang penuh kemacetan.
Suasana malam hari di Tugu Monas, Jakarta Pusat. (Foto: Antara/FAUZI LAMBOKA)

Jakarta - Sejatinya menikmati Kota Jakarta pada malam hari lebih mengasyikkan ketimbang siang atau sore hari yang penuh kemacetan. Apalagi kalau kita menyusuri sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin sambil memandangi gedung-gedung bertingkat berwarna-warni pada malam hari punya kenikmatan tersendiri. 

Menikmati Jakarta pada malam hari juga ada tempat-tempat menarik termasuk kulinernya. Usai menyelesaikan rutinitas sepanjang hari, kita bisa mengujungi lokasi itu sambil wisata kuliner. Kita bisa menghabiskan waktu di tempat itu. Jaraknya pun tidak jauh dari pusat kota. 

Untuk orang luar Jakarta yang sedang bertugas di ibu kota juga punya daya tarik sendiri. Mereka mendatangi sejumlah tempat yang juga favorit warga ibu kota.

Berikut Tagar merangkumnya dikutip dari Antara, Selasa, 25 Juni 2019.

Bundaran HI

Bundaran HISuasana malam hari di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019) (Foto: Antara/FAUZI LAMBOKA)

Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta Pusat adalah satu di antara banyak objek wisata malam ibu kota yang wajib dikunjungi oleh siapa saja yang tengah melancongi Jakarta. Pancaran lampu warna-warni pada malam hari nan indah kemilau, memaksa pengunjung menghabiskan waktu sampai dini hari hanya demi menghilangkan penat sehabis beraktivitas sepanjang siang.

“Saya dan kawan-kawan wajib datang ke bundaran HI, walaupun hanya minum kopi atau foto bersama,” kata Ramadhan, pengunjung asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Berstatus pekerja swasta, Ramadhan mengunjungi Jakarta dalam satu hingga dua hari, untuk menyelesaikan urusan kantor yang tuntas sore hari. Malamnya, Ramadhan dan kawan-kawan menikmati Jakarta saat tidak lagi disinari mentari.

“Biasanya kami sudah tentukan tempatnya, jika selesai di bundaran HI, kemudian ke Jalan Sabang untuk makan dan berakhir di Monas,” kata Ramadhan.

Bagi Ramadhan, Bundaran HI adalah lokasi strategis yang terjangkau dari mana-mana, entah dari arah Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, Jalan Sutan Syahrir, atau Jalan Kebon Kacang Raya.

Monas

MonasSuasana malam hari di Tugu Monas, Jakarta Pusat. (Foto: Antara/FAUZI LAMBOKA)

Tugu Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat adalah ikon yang sangat identik dengan Jakarta. Tugu yang dibangun pada 1961 itu senantiasa ramai dikunjungi orang baik warga Jakarta maupun warga luar Jakarta.

Tugu setinggi 132 meter itu bertungkup emas seberat 50 kilogram di puncaknya. Saat dibangun, bobot emas di puncak Monas adalah 32 kilogram. Kemudian, bertambah 18 kilogram saat perayaan ulang tahun emas Repulik Indonesia pada 1995.

Dewi, pegawai negeri sipil (PNS) asal Aceh, mengaku setia mengunjungi Monas jika sedang kunjungan kerja di Jakarta.

“Kalau siang hari tidak sempat, saya biasanya datang malam hari bersama teman-teman,” kata Dewi.

Bagi dia, mengunjungi Monas tidak sekadar menikmati suasana malam dan berbelanja oleh-oleh untuk keluarga, karena dia selalu teringkat pada nilai sejarah yang terkandung dalam bangunan ikonik ini.

Dewi berseru, "Sejarah mencatat, jika penyumbang emas di puncak Monas adalah masyarakat Aceh dan itu harus diingat."

Dewi dan teman-teman selalu menyempatkan untuk menikmati kuliner Jalan Sabang atau menikmati wisata sejarah di Kota Tua.

Kota Tua

Kota TuaSuasana malam hari di Kota Tua, Jakarta. (Foto: Antara/FAUZI LAMBOKA)

Ikon kota Jakarta wajib kunjung malam hari lainnya adalah Kota Tua di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Keramaian Kota Tua pada malam hari tidak kalah dari siang hari. Tidak ada batasan usia mereka yang datang ke sini. Anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, boleh menikmati suasana malam di kompleks bangunan peninggalan Belanda itu.

“Beberapa kali saya datang ke sini saat siang hari dan baru saat ini datang malam hari, ternyata ramai juga,” kata Hasrul, PNS asal Sulawesi Tengah.

Hasrul yang berada di Jakarta demi urusan kedinasan itu sudah mengunjungi sebagian destinasi wisata di Jakarta.

“Biasanya kalau malam hari datang ke Monas atau di Bundaran HI,” kata dia.

Masuk kawasan Kota Tua tidak dipungut biaya, dia bisa menikmati hiburan dan kuliner di sana ketika perut terasa lapar setelah jalan-jalan.

“Lumayan seru, bisa juga swafoto untuk diunggah di media sosial,” ujarnya.

Kuliner Jalan Sabang

SabangSuasana malam hari di kawasan kuliner Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019) (Foto: Antara/FAUZI LAMBOKA)

Menikmati suasana malam di Jakarta bisa diakhiri dengan kuliner di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, yang berdekatan dengan Monas.

Berbagai macam kuliner dapat dinikmati di sini. Mulai nasi goreng, soto ayam, sate, hingga kuliner serba hasil laut.

“Tidak lengkap rasanya di Jakarta, kalau tidak singgah makan di Jalan Sabang,” kata Nurul, mahasiswi asal Kalimantan.

Nurul mengaku bersama kawan-kawannya, dia baru usai mengunjungi beberapa ikon wisata di Jakarta, salah satunya Tugu Monas.

Walaupun hanya tiga hari di Jakarta untuk urusan kegiatan organisasi, Nurul tidak mau melewatkan waktu untuk mengambil foto guna diunggah di media sosialnya.

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.