Jakarta - Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki tantangan besar seusai menerima surat keputusan (SK) ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) di Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin, 25 Desember 2019.
"Saya pikir peran Pertamina ada di semua lini, maka tantangan Pak Ahok juga pastinya besar untuk meningkatkan kinerja Pertamina sebagai Komisaris Utama," kata Komaidi di Jakarta, Senin, 25 November 2019 seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Detik-Detik Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute ini menjelaskan tantangan pertama Ahok ada pada sektor hulu Pertamina, mengingat sejumlah blok migas besar akan dikelola oleh Pertamina. Di antaranya Blok Rokan, Blok Mahakam yang sudah dioperasikan oleh Pertamina, dan blok terminasi lainnya.
Meski memang secara teknis peran komisaris utama yang diemban Ahok nantinya tidak seteknis direktur utama, tetap saja kata dia Ahok yang berkolaborasi dengan Budi Sadikin ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih besar.
Baca juga: Ditolak Serikat Pekerja Pertamina, Apa Ahok Peduli?
Sebagai pemain utama, Pertamina menurutnya harus mampu mengelola peningkatan produksi dari blok migas.
"Duet ini sangat dinantikan apalagi wakil komsaris memiliki pengalaman memimpin korporasi dan Ahok berpengalaman di bidang pemerintahan daerah," tuturnya.
Selain itu, tangangan selanjutnya ada di sektor hilir. Apalagi, sektor ini masih banyak dikendalikan oleh Pemerintah, misalnya aturan harga jual.
"Pak Ahok harus bisa memantau sektor ini serta menjembatani dengan pemerintah, agar keseimbangan bisnis Pertamina tetap stabil," kata Komaidi.
Menurutnya, ditunjuknya Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina bukanlah hal yang aneh dan perlu dipermasalahkan. Pasalnya, penujukan sosok biasa dalam perusahaan BUMN tak peduli dengan latar belakang sosok tersebut.
"Tidak aneh, ya pro kontra wajar mengingat sejarah Pak Ahok, kita tunggu saja kinerja ke depannya," ujarnya. []