Sutopo Bukan Perokok Terkena Kanker Paru-paru

Ahli bencana Sutopo yang bukan perokok dikabarkan meninggal karena kanker paru-paru, cukup menyita perhatian. Apa penyebabnya?
Kanker Paru- Paru diderita Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Instagram/@sutopopurwo/hellosehat.com)

Jakarta - Kabar meninggalnya Kepala Pusat Data dan Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau Pusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada Minggu, 7 Juli 2019, di Guangzhou, China, telah menyita perhatian masyarakat. Bagaimana tidak, Sutopo yang bukan perokok itu tiba-tiba dikabarkan meninggal karena penyakit kanker paru-paru. 

Kenapa seseorang yang bukan (non) perokok bisa terkena kanker paru-paru? Memang ada beberapa faktor penyebabnya. 

Faktor pemicu penyakit kanker paru-paru selain rokok, yaitu 

1. Asap pembakaran benzopyrene

Menghirup asap pembakaran benzopyrene bisa menyebabkan kanker paru-paru. Benzopyrene terkandung pada asap rokok, kendaraan, dan asap pembakaran hutan. Zat berbahaya ini masuk dalam daftar polutan yang diterbitkan oleh Environmental Protection Agency di Amerika Serikat.  

Benzopyrene memiliki sifat karsinogen (penyebab kanker) yang tinggi karena dapat menyebabkan perubahan atau mutasi gen, sehingga dijadikan indikator senyawa karsinogen pada makanan.  

Efek jangka pendek dari paparan benzopyrene ini bisa menyebabkan ruam kulit, iritasi mata, kutil, dan sensasi terbakar. Namun jika terpapar dalam waktu yang lama, benzopyrene dapat menyebabkan kanker kulit, kandung kemih hingga kanker paru-paru. 

Pada umumnya, kanker muncul karena adanya penumpukan sel-sel yang rusak dan tidak bisa diperbaiki. Sel-sel yang terkena benzopyrene, termasuk sel paru, didorong untuk berkembang biak secara tidak normal dan mempercepat terjadinya kematian sel.

Mengapa demikian, karena paparan benzopyrene akan meningkatkan produksi salah satu radikal bebas yaitu reactive oxygen species (ROS). ROS ini akan mengikat DNA kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan struktur DNA.

Semakin banyak terpapar benzopyrene akan semakin besar pula zat ini masuk ke dalam tubuh. Jika itu terjadi resiko terkena sakit kanker paru-paru semakin tinggi. 

Untuk menghindari agar jangan terpapar benzopyrene bisa dengan menghindarai makan daging panggang. Saat daging, ikan, atau makanan lainnya dimasak, lemak yang terkandung di dalam otot akan ikut terbakar, sehingga benzopyrene ini terbawa bersama asap dan menempel pada makanan. Pada makanan yang digoreng dengan minyak jelantah yang sudah berulang kali dipakai juga patut untuk diwaspadai karena itu juga merupakan sumber paparan benzopyrene. 

2. Mutasi gen 

Mutasi gen juga bisa menyebabkan seorang non perokok dapat berisiko terkena kanker paru-paru. Clinical Cancer Reasearch menjelaskan jenis mutasi gen tertentu lebih umum pada kanker paru-paru non perokok.

Mutasi ini mengaktifkan gen yang biasanya membantu sel-sel tumbuh dan membelah. Mutasi juga menyebakan gen akan hidup terus menerus sehingga sel-sel kanker paru-paru dapat tumbuh dengan lebih cepat. Kanker paru-paru pada non perokok memiliki perubahan gen tertentu yang berbeda dari kanker perokok. 

Menurut dr Elisna Syahruddin Ph.D, SpP(K), memang tidak 100 persen perokok terkena kanker. Perjalanan penyakit ini juga sangat panjang dan menahun. Jika kemampuan tubuh memperbaiki sel itu bagus, sel kanker tidak akan terbentuk.

"Kemampuan tubuh untuk membunuh sel-sel abnormal itu sangat dipengaruhi oleh nutrisi, daya tahan tubuh, serta faktor lain. Kalau kemampuan selnya bagus, maka selamatlah orang itu dari kanker," kata Elisna. 

3. Gas radon

Bagi non perokok, gas radon bisa menjadi penyebab utama kanker paru-paru. Gas Radon adalah gas inert alami yang secara kimia merupakan produk peluruhan alami uranium. Gas itu meluruh untuk membentuk produk yang memancarkan jenis radiasi ion. 

Diperkirakan sekitar 12 persen kematian akibat kanker paru-paru disebabkan oleh gas radon, atau 15.000 hingga 22.000 kematian terkait kanker paru-paru setiap tahunnya di Amerika Serikat. 

Ketika gas radon itu terhirup bisa saja merusak sel yang melapisi paru-paru. Dalam jangka waktu yang panjang, paparan radon bisa menyebabkan kanker paru-paru. 

Untuk menghindari resiko paparan radon yang berlebihan, pastikan rumah harus memiliki ventilasi yang baik. Hal itu bertujuan untuk membuat level paparan radon menjadi normal. 

4. Zat karsinogen

Salah satu pemicu kanker adalah karsinogen. Karsinogen adalah zat kimia, fisik, biologis, atau zat apa pun yang menjadi penyebab kanker.  

Jika karsinogen dibiarkan terus menumpuk di dalam tubuh manusia dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang lama, bisa menyebabkan resiko besar bagi kerusakan sel-sel tubuh. Akibatnya akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker. 

Berikut kategori utama karsinogen penyebab kanker:

- Asap rokok 

Tak bisa dipungkiri baik perokok aktif atau pasif, seluruh penelitian ilmiah membuktikan bahwa rokok adalah kebiasaan utama penyebab kanker. Bukan tembakau yang terdapat di rokok yang bisa menyebabkan kanker, tapi pada bahan-bahan kimia yang terkandung dalam sebatang rokok. Rokok secara tidak langsung menjadi pemicu kanker lambung, hati, dan ginjal. Sekitar 90 persen kasus kanker paru-paru pada perokok dan non perokok disebabkan oleh rokok. 

Kanker paru-paru yang terkait dengan perokok dan non perokok nyatanya sangat berbeda. Gen yang bermutasi pada kedua kasus itu juga beda. Pada non perokok, kanker biasanya disebabkan karena perubahan gen EGFR yang dengan pengobatan terbaru saat ini lebih efektif. 

- Bahaya Lingkungan dan Pekerjaan

Polusi udara, air, dan tanah dapat menjadi pemicu kanker paru-paru dan kandung kemih. Itu terjadi di kota-kota yang cenderung memiliki banyak paparan polusi udara. 

Untuk meminimalisir pemicu kanker ini, pastikan menghindari paparan dari toksin-toksin berbahaya di lingkungan maupun pekerjaan. Sehingga dapat menurunkan resiko terkena karsinogen pemicu kanker. 

World Health Organization (WHO) sudah mengategorikan polusi udara luar ruang sebagai penyebab kanker. Namun sayangnya, makin hari tingkat polusi di kota besar semakin mengkhawatirkan dan sangat berisiko pada penyebab kanker paru-paru.

5. Keturunan

Memang tidak semua perokok akan berdampak pada kanker paru-paru. Namun hal itu memiliki kerentanan pada genetik individu, sehingga dapat menjadi pemicu utama sebagai penyebab kanker paru-paru.  

Dari berbagai penelitian, kanker paru-paru bisa terjadi pada perokok ataupun non perokok. Apalagi memiliki kerabat atau keluarga penderita kanker paru-paru. Keturunan menjadi risiko sangat besar dibandingkan dengan populasi umumnya. 

adalah Gejala kanker paru-paru yang paling umum adalah 

- Merasa lelah atau lemah

Kondisi ini merupakan gejala umum dari kanker paru-paru.

- Batuk kronis

Batuk yang tidak kunjung hilang dan makin memburuk dapat menjadi pertanda kanker paru-paru. 

- Batuk berdarah atau berdahak yang berwarna kecokelatan

- Nyeri dada yang bertambah buruk ketika batuk, tertawa, atau mengambil napas dalam

- Perubahan suara akibat adanya peradangan pada akord vokal atau masalah saraf

- Berat badan turun akibat kehilangan nafsu makan jika tumor menekan bagian kerongkongan (tabung penghubung mulut dan perut)

- Infeksi pada paru, seperti bronkitis dan pneumonia, yang terus muncul kembali 

Pengobatan

Pengobatan kanker paru-paru bergantung pada tipe kankernya dan kondisi tubuh penderita pada umumnya. Jika kanker didiagnosis pada tahap awal dan hanya di area kecil saja, tentu akan terlihat perbedaan hasil yang lebih baik pada proses pengobatannya. 

Jika kondisi penderita sangat lemah, bisa dilakukan radioterapi untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel kanker. Pada pascaoperasi, prosedur ini juga bisa digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Jika operasi sudah tidak mungkin, radioterapi dilakukan untuk meredakan gejala atau rasa sakit dan memperlambat tingkat penyebaran kanker. Jika sel kanker itu sudah menyebar, pembedahan dan radioterapi tidak dapat dilakukan. Biasanya, kemoterapi digunakan sebagai pengobatan kanker paru-paru dalam kasus tersebut.

Efek samping yang timbul akibat radioterapi diantaranya adalah batuk hingga mengeluarkan dahak bercampur darah, sakit pada bagian dada, kesulitan dalam menelan, kulit memerah dan terasa perih, rontoknya bulu pada bagian dada, dan sering merasa kelelahan.

Operasi pengangkatan kanker bisa juga dilakukan, tapi langkah ini bisa dilakukan jika sel kanker hanya berada pada satu sisi paru-paru dan virus kanker belum menyebar.

Namun operasi pengangkatan kanker ini tidak sembarang dilakukan. Itu bergantung pada kondisi penderitanya. Jika operasi pengangkatan kanker ini selesai, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan tindakan kemoterapi untuk menghilangkan sel-sel kanker yang tersisa. 

Kanker Sutopo Sejak 2018

Penyakit kanker yang diderita oleh Sutopo baru diketahui sejak awal tahun 2018. Selama divonis penyakit itu, dia terus melakukan upaya pengobatan di rumah sakit, baik di dalam Indonesia maupun di luar negeri. 

Pria yang dikenal sebagai seorang pekerja keras itu saat menderita sakit masih aktif menjalankan pekerjaan dengan mengabarkan perihal bencana alam kepada masyarakat Indonesia. Namun aktivitasnya sudah mulai tak terlihat lagi saat dia menjalani pengobatan di Guangzhou, Tiongkok. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.