Survei SMRC: Jokowi-Ma'ruf Perlebar Jarak Lebih dari 25 Persen

Survei SMRC semakin menegaskan keunggulan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin atas Prabowo-Sandiaga Uno
Jokowi dan Prabowo saat debat capres kedua di Hotel Sultan Jakarta pada Minggu (17/2) malam. (Foto: Tagar/Gemilang)

Jakarta, (Tagar 17/3/2019) - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) semakin menegaskan keunggulan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin atas Prabowo-Sandiaga Uno. Bahkan jaraknya semakin melebar melampaui 25 persen.

“Bila pemilihan presiden dilakukan pada pertengahan Maret ini, hampir pasti Jokowi-Ma’ruf terpilih sebagai pasangan presiden-wakil presiden,” ujar Djayadi Hanan, Direktur SMRC, Minggu (17/3), mengutip siaran pers SMRC.

Berikut adalah hasil survei SMRC:
1. Jokowi-Ma'ruf: 57,6%
2. Prabowo-Sandiaga: 31,8%
3. Tidak tahu/rahasia: 10,6%

Perolehan suara Jokowi-Ma’ruf ini merupakan peningkatan dari hasil survei Januari lalu, ketika suara bagi Jokowi-Ma’ruf mencapai 54,9 persen. Sebaliknya ini merupakan penurunan dari suara untuk Prabowo yang pada Januari  lalu mencapai 32,1 persen.

Menurut Djayadi, kenaikan suara dukungan terhadap Jokowi-Ma’ruf ini berhubungan dengan optimisme masyarakat dengan kondisi ekonomi, kemampuan Jokowi memimpin Indonesia, penilaian masyarakat mengenai perdebatan, serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap berbagai berita bohong dan fitnah yang menyudutkan Jokowi.

Baca Juga: Tanpa Sarung Tangan, Jokowi Salami Rakyatnya di Stadion Teladan Medan

“Dalam survei ini, SMRC menemukan bahwa 71 persen responden mengaku sangat atau cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi.” Kata Djayadi. “Begitu juga, umumnya warga opimtistis dengan kemampuan Jokowi memimpin. Sekitar 66 persen warga percaya Jokowi mampu memimpin bangsa.”

Hanya 18-19 persen warga yang menyatakan kondisi ekonomi nasional dan ekonomi lebih buruk dari tahun lalu.

Djayadi juga menunjukkan bahwa mereka yang menonton debat antara Jokowi dan Prabowo umumnya menilai Jokowi lebih baik dari Prabowo. “Lebih dari 61 persen menganggap Jokowi lebih baik di debat kedua, sementara hanya 29 persen yang menilai Prabowo lebih baik,” katanya.

Selain itu, survei SMRC menunjukkan masyarakat umumnya skeptis dengan  berita dan informasi negatif tentang Jokowi yang terkait dengan Islam, China, dan komunisme. “Masyarakat ternyata cukup selektif dan tidak menerima begitu saja berita negatif yang disiarkan tentang Jokowi,” kata Djayadi.

Hanya 6 persen warga yang percaya Jokowi terkait dengan PKI, sementara 73 persen menyatakan tidak percaya. Begitu pula hanya 6 persen warga yang percaya dengan berita bahwa Jokowi anti-Islam, sementara 76 persen menyatakan tidak percaya. Hanya 10 persen warga yang percaya Jokowi kaki tangan China, sementara 69 persen menyatakan tidak percaya.

Survei digelar pada 24 Februari-5 Maret 2019 atau sebelum peristiwa tertangkapnya eks Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy) oleh KPK pada 15 Maret. Sampel dalam survei sebanyak 2.820 responden dengan response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 2.479 responden. Margin of error survei sebesar +/- 2% pada tingkat kepercayaan 95%.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Survei ini dipublikasikan pada hari Minggu (17/3). []



Berita terkait
0
Komisi VIII DPR Optimis Sentra Kemensos Jadi Multilayanan yang Bisa Penuhi Kebutuhan Masyarakat
Anggota Komisi VIII optimis, transformasi fungsi Sentra Kemensos menjadi multilayanan akan semakin meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat.