Survei: Pengguna Kripto di Turki Melonjak 11 Kali Lipat

Menurut survei, 11 % responden dengan pengetahuan kripto telah menjadi pengguna kripto aktif.
Aset kripto. (Foto: Tagar:

Jakarta - Survei terbaru yang dilakukan Akademetre Research, menemukan temuan baru bahwa pengguna kripto di Turki telah tumbuh lebih dari 11 kali selama setahun terakhir

Paribu Yasin Oral, pemimpin sekaligus pemilik survei itu mengatakan bahwa pergerakan harga pasar dan aktivitas pemasaran bursa meningkatkan kesadaran kripto di Turki.

Temuan lainnya, beberapa tindakan pertukaran lokal yang mengambil keuntungan dari pengguna mempengaruhi hasil survei secara negatif.

"Kepercayaan pada cryptocurrency meningkat, tetapi penelitian ini menunjukkan kepada kita sekali lagi bahwa kita memerlukan peraturan yang jelas untuk membangun kepercayaan penuh untuk basis pengguna," kata Yasin Oral seperti diberitakan dari Cointelegraph, Sabtu, 10 Juli 2021.

Penemuan signifikan dari penelitian tahun lalu adalah bahwa hanya 0,7 % dari lebih dari 6.000 responden yang memperdagangkan kripto dalam beberapa bentuk. Selain itu, 84 % responden belum pernah mendengar tentang Bitcoin atau cryptocurrency lainnya sebelumnya.

Hasil ini kontras dengan laporan sebelumnya yang mengklaim seperlima dari populasi Turki terpapar cryptocurrency.

Tahun ini, bagaimanapun, menunjukkan lompatan besar dalam hal penggunaan cryptocurrency di Turki. Dari sekitar 1.400 responden, 7,7 % mengatakan mereka berdagang dengan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya, menandai lonjakan 11 kali lipat pengguna kripto dibandingkan tahun lalu.

Menurut survei, 11 % responden dengan pengetahuan kripto telah menjadi pengguna kripto aktif. Sebagai pertukaran kripto utama di negara ini, Paribu mencerminkan kecepatan adopsi dengan jumlah penggunanya, yang tumbuh dari 600.000 menjadi lebih dari 4 juta dalam setahun.

Penghasilan tinggi (60 %) dan rasa ingin tahu (37 %) adalah motivasi utama bagi warga Turki untuk menggunakan cryptocurrency. Hampir satu dari empat responden menggunakan cryptocurrency karena berbasis teknologi.

Di sisi lain, peningkatan penggunaan kripto tidak berarti keakraban blockchain, karena survei menunjukkan bahwa 80 % responden yang tahu tentang crypto belum pernah mendengar tentang blockchain. []

Baca Juga: 10 Investor Kripto Asal Tiongkok Bidik Pasar Indonesia

Berita terkait
Biden Marah Peretas Rusia Minta Tebusan Uang Kripto Rp 1 T
Geng peretas itu menuntut US$ 70 juta atau setara dengan Rp 1 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dalam bentuk kripto (cryptocurrency).
Indodax Gelar Kontes Trading Kripto Berhadiah Ratusan Juta
Nantinya seluruh pemenang Trading Contest dan Photo Contest 2021 Indodax bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia terkait kripto.
Bos Tesla Unggah Kutipan Palsu Warrent Buffet Tentang Kripto
Warrent Buffett sebagai investor kawakan di dunia pasar modal, sebelumnya telah menolak Bitcoin lantaran Bitcoin bukan investasi.