Survei IPI: Warga Nilai Ekonomi Buruk Imbas Covid-19

Indikator Politik Indonesia (IPI) rilis survei bertema Persepsi Publik Terhadap Penanganan Covid-19, Kinerja Ekonomi dan Implikasi Politiknya.
Warga berbelanja di Pasar Jatinegara di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, Jumat, 22 Mei 2020.(Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso/wsj)

Jakarta - Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis temuan hasil survei nasional dengan tema 'Persepsi Publik Terhadap Penanganan Covid-19, Kinerja Ekonomi dan Implikasi Politiknya'. Salah satu hasil temuan menunjukan mayoritas warga Indonesia menilai kondisi ekonomi nasional secara umum buruk di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

"Kurang lebih setelah tiga bulan berada dalam situasi pandemi, warga menilai bahwa kondisi ekonomi nasional secara umum buruk 57,6 persen dan sangat buruk 23,4 persen," kata temuan survei yang dirilis Minggu, 7 Juni 2020.

Bahkan, masyarakat mempersepsikan kondisi ekonomi saat Covid-19 terburuk dibanding enam tahun lalu. "Persepsi terhadap kondisi ekonomi nasional itu adalah yang terburuk sejak tahun 2004," ucapnya.

Di tingkat rumah tangga, mayoritas warga merasakan dampak ekonomi secara langsung. Mayoritas warga saat ini menilai kondisi ekonomi rumah tangga saat inivlebih buruk atau jauh lebih buruk sebesar 83,7 persen dibandingkan tahun lalu.

"Penilaian ini jauh meningkat dibandingkan survei pada Februari lalu ketika hanya sekitar 22 persen yang menilai demikian," tuturnya.

Menurut hasil temuan survei, mayoritas warga saat ini juga mengatakan pendapatan kotor rumah tangga menurun sebesar 86 persen. Dalam tiga bulan terakhir, jawaban 'menurun' ini mengalami tren peningkatan yang tajam. "Penurunan ini dirasakan cukup merata di semua kategori sosio-demografis," ujarnya.

Tetapi, berdasarkan pendidikan tampak pola yang menunjukkan bahwa warga berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ke bawah lebih banyak yang merasakan penurunan, sementara warga berpendidikan tinggi lebih sedikit merasakan penurunan.

Survei Indikator Politik Indonesia merilis temuan hasil survei nasional dengan tema 'Persepsi Publik Terhadap Penanganan Covid-19, Kinerja Ekonomi dan Implikasi Politiknya' dilakukan pada 16-18 Mei 2020.

Dalam situasi pembatasan sosial yang luas diterapkan di hampir seluruh wilayah Indonesia, survei menggunakan kontak telpon kepada responden.

Sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.

Sebanyak 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh nusantara pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang dua tahun terakhir.

Secara rata-rata, sekitar 70 persen di antaranya memiliki nomor telpon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.408 data dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1200 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. []

Berita terkait
OECD Sebut Prospek Ekonomi Global Memburuk
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengingatkan akan terjadi perlambatan ekonomi global.
Auto Paham, 5 Istilah Ekonomi Populer Saat Pandemi
Dampak Covid-19 pada sektor perekonomain cukup signifikan. Sejumlah pemberitaan mendorong masyarakat semakin familiar dengan istilah ekonomi.
Ekonomi Swedia Tumbuh Meski Eropa Dihantam Resesi
Sebagian besar negara-negara di Eropa mulai mengalami resesi ekonomi di masa pandemi Covid-19 tak terkecuali Swedia.
0
Anak Idap Lumpuh Otak, Sang Ibu Perjuangkan Ganja Medis Legal di CFD
Seorang Ibu Viral setelah melakukan aksinya dalam berjuang melegalkan Ganja Medis di Indonesia demi anaknya yang mengidap lumpuh otak.