Untuk Indonesia

Surat untuk Pak Prabowo yang Mulai Sakit-sakitan

Kampanye adalah musim paling berat bagi para capres-cawapres. Ini surat Denny Siregar untuk Prabowo yang mulai sakit-sakitan.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. (Foto: Facebook/Prabowo Subianto)

Oleh: Denny Siregar*

Musim kampanye adalah musim paling berat bagi para calon Presiden dan wakilnya.

Mereka dituntut harus hadir di setiap acara yang diadakan timsesnya. Dan itu berarti minimal harus berada di 2 tempat yang berbeda dalam waktu sehari. Situasi ini membutuhkan stamina yang sangat tinggi, tubuh yang bugar dan tentu saja ada faktor usia.

Usia Prabowo sudah 67 tahun. Usia yang sudah tidak lagi muda. Tentu itu berpengaruh besar pada staminanya. Dan benar saja. Akhirnya Prabowo ambruk juga.

Prabowo sudah membatalkan 2 acara kampanye akbar, di Pangkal Pinang dan Medan. Pendukungnya tentu sangat kecewa karena mereka berharap kedatangan Prabowo akan membakar semangat mereka.

Pak Prabowo, sudahlah. Memimpin Indonesia, negara kepulauan ini sangat berat. Bapak lebih baik istirahat di rumah, urusi kuda-kuda yang harganya miliaran rupiah, atau peluk-peluk si Bobby kucing kesayangan di rumah yang mewah.

Prabowo juga batal datang ke Aceh, dengan alasan helikopter bermasalah. Isunya sih sebenarnya itu karena dia memang sedang sakit, tapi dibuatlah berita ada kendala teknis supaya bisa punya alasan kuat dan tidak menurunkan elektabilitasnya.

Beda sekali dengan Jokowi.

Mungkin karena sudah terbiasa selama 4,5 tahun memimpin keliling Indonesia, bahkan kadang sehari bisa ada di 3 tempat berbeda, Jokowi jarang sekali membatalkan acara karena sakit. Bahkan jarang sekali terdengar berita ia sakit. Jokowi berada pada puncak staminanya, puncak usia dan juga karena sering berolahraga.

Pak Prabowo, sudahlah. Memimpin Indonesia, negara kepulauan ini sangat berat. Bapak lebih baik istirahat di rumah, urusi kuda-kuda yang harganya miliaran rupiah, atau peluk-peluk si Bobby kucing kesayangan di rumah yang mewah.

Untuk apa coba sibuk ke sana ke mari dengan jadwal padat dan sangat ketat? Untuk memenuhi ambisi saja? Ambisi itu hanya fatamorgana belaka, Pak, tidak ada habisnya.

Ingat usia, Pak. Sudah waktunya Bapak menikmati sisanya. Supaya jauh lebih sehat dengan sedikitnya pikiran dan keinginan.

Kalau urusan kerja dan memimpin negara, biar Jokowi saja. Jokowi bahkan bisa memimpin satu pasukan supaya infrastruktur bisa terbangun dalam waktu yang sama, cukup dengan satu seruput cangkir kopi saja.

Bagaimana, Pak? Semoga setuju. Terima kasih senyumnya.

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.