Sumatera Utara Peringkat 7 Kasus HIV/AIDS Nasional

Jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Indonesia tembus 500.000 dengan 10 provinsi terbanyak kasus, Sumatera Utara di peringkat 7 kasusnya 24.044
Ilustrasi. (Foto: hivplusmag.com).

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Sebagai tempat pertama kasus HIV/AIDS terdeteksi yang diakui pemerintah (1987), Provinsi Bali ada dalam peringkat 10 provinsi dengan jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS terbanyak. Dalam laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 29 Mei 2020, tentang Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2020, jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS dari tahun 1987 sd. Maret 2020 di wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah 24.044 yang terdiri atas 19.979 HIV dan 4.065 AIDS. Jumlah ini menempatkan Sumatera Utara (Sumut) di peringkat ke-7 dalam jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS secara nasional.

Sedangkan kasus kumulatif HIV/AIDS nasional dari tahun 1987 sd. Maret 2020 berjumlah 511.955 yang terdiri atas 388.724 HIV dan 123.231 AIDS dengan 17.210 kematian.

7-peringkat aids sumutSepuluh provinsi dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak, Sumut ada di peringkat ke-7. (Tagar/Syaiful W. Harahap).

Sama seperti di daerah lain di Nusantara di Sumut pun praktek pelacuran terbuka sudah ditutup, seperti di Bandar Baru, Sibolangit (Deli Serdang) dan Sicanang di Belawan. Lokalisasi pelacuran jadi tempat yang berisiko terjadi insiden infeksi HIV baru karena laki-laki tidak mau memakai kondom setiap kali seks dengan pekerja seks komersial (PSK).

Ketika semua tempat pelacuran terbuka ditutup, sekarang transaksi seks pindah ke media sosial sehingga tidak bisa dijangkau untuk melakukan intervensi agar laki-laki memakai kondom setiap kali seks dengan PSK.

Kemungkinan lain sumber insiden penularan HIV baru di Sumut bisa saja melalui perilaku-perilaku seksual berisiko ini, yaitu:

(1). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dalam nikah dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu dari perempuan itu mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV ke laki-laki,

(2). Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dalam nikah dengan laki-laki yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu dari laki-laki itu mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV ke perempuan,

(3). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom di luar nikah dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu dari perempuan itu mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV ke laki-laki, dan

(4). Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom di luar nikah dengan laki-laki yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu dari laki-laki itu mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV ke perempuan, dan

(5). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK. Perilaku seksual PSK adalah berisiko tinggi tertular HIV/AIDS karena ladeni seks dengan laki-laki yang berganti-ganti tanpa kondom.

PSK sendiri dikenal ada dua tipe, yaitu:

(a). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan, dan

(b), PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, cewek prostitusi online, dll.

Dalam prakteknya PSK tidak langsung sama saja dengan PSK langsung sehingga tetap sebagai perempuan yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Tapi, karena selama ini ada mitos (anggapan yang salah) bahwa risiko tertular HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual dengan PSK langsung di lokalisasi pelacuran, maka banyak laki-laki yang seks dengan PSK tidak langsung dan mereka pun berisiko tertular HIV/AIDS.

Sudah saatnya Pemprov Sumut jalankan program penanggulangan yang konkret di hulu yaitu mencegah insiden infeksi HIV baru melalui perilaku-perilaku berisiko di atas. Jika tidak dilakukan, maka penyebaran HIV/AIDS di Sumut ibarat ‘bom waktu’ yang kelak memicu ‘ledakan AIDS’. []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di Tagar.id

Berita terkait
Kasus Kumulatif HIV/AIDS di Indonesia Tembus 500.000
Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia tembus angka 500.000 yaitu 511.955, Jawa Timur terbanyak disusul DKI Jakarta, Papua, Jabar dan Jateng
Menelusuri Akar Kasus HIV/AIDS Pertama di Indonesia
Pemerintah menetapkan kasus HIV/AIDS pertama di Indonesia yaitu HIV/AIDS yang terdeteksi pada turis gay Belanda di RS Sanglah Denpasar tahun 1987
AIDS “Mencengkeram” Bali
Kasus kumulatif HIV/AIDS di Bali 27.959, tapi penanggulangan tidak menyentuh akar persoalan yaitu tidak menurunkan insiden infeksi HIV/AIDS baru
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)