Yogyakarta - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat, 28 Agustus 2020, rencananya akan diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menilai peresmian Bandara YIA belum dapat mendatangkan investor pada tahun ini. Sebab, pandemi Covid-19 berimbas pada pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Presiden RI Joko Widodo akan meresmikan bandara YIA tidak akan langsung berdampak pada investasi.
Menurutnya, investasi pembangunan di sekitar Bandara YIA bisa mulai terlihat pada tahun depan. "Tapi kalau untuk investasi tahun ini tidak mungkin," ujarnya, Kamis, 27 Agustus 2020.
Semoga masyarakat kecil bisa mencari sesuap nasi meski sedang ada pandemi Covid-19. Jangan ditakut-takuti nanti malah tidak mau berjualan.
Raja Keraton Yogyakarta ini menyebut tanpa peresmian pun, jumlah rute penerbangan di Bandara YIA terus bertambah. Ia mencontohkan, maskapai penerbangan Garuda baru saja membuka rute penerbangan dari Yogyakarta ke Palembang dan Balikpapan. "Saya rasa tidak masalah kalau ada pembukaan rute baru selama mereka punya kesadaran melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Sri Sultan HB X berharap dengan peresmian bandara YIA bisa turut menumbuhkan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar sana. "Semoga masyarakat kecil bisa mencari sesuap nasi meski sedang ada pandemi Covid-19. Jangan ditakut-takuti nanti malah tidak mau berjualan," ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menuturkan, bandara YIA dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Pasalnya, saat pembangunan Bandara YIA sendiri berkontribusi menumbuhkan ekonomi. "Saat bandara itu dibangun ekonomi DIY di angka 6,6 persen karena proses pembangunannya cepat dan menelan dana yang besar," ungkap dia.
Aji mengatakan, kapasitas Bandara YIA lebih besar dibanding Bandara Adisutjipto. Tidak hanya dari segi kapasitas penumpang namun juga kapasitas pesawat. Di Bandara YIA bisa didarati pesawat ukuran besar. "Pesawat-pesawat ini, khususnya yang penerbangan langsung (direct flight) baik domestik maupun mancanegara akan lebih mudah," katanya.
Saat bandara itu dibangun ekonomi DIY di angka 6,6 persen karena proses pembangunannya cepat dan menelan dana yang besar.
Dengan begitu, jumlah kunjungan wisatawan ke DIY meningkat dan menumbuhkan aktivitas bisnis. Selain itu, pengiriman kargo dan perjalanan bisnis tidak perlu melalui bandara di Jakarta.
Ia optimistis kehadiran Bandara YIA di Kulon Progo bakal menumbuhkan ekonomi. Meski begitu, fasilitas-fasilitas penunjung di sekitar bandara perlu disiapkan. Untuk itu, konsep Aerometropolis harus ditata mulai sekarang.
"Pihak terkait di Kulon Progo harus sudah menata supaya arah pembangunan kawasan Aerometropolis jelas. Harus punya masterplan mana lokasi yang bisa didirikan hotel, bisnis, dan perkantoran," katanya. []