Jakarta - Surat utang syariah pemerintah Indonesia alias sukuk laris manis meski dalam kondisi lesunya perekonomian global. Hal itu terlihat dari penerbitan Sukuk Global Pemerintah Indonesia yang kebanjiran order hingga US$ 16,66 miliar atau setara dengan Rp 236 triliun.
Sukuk Global Indonesia Oversubcribed
Di tengah kondisi pasar yang masih sangat volatile, penerbitan Sukuk Global kali ini mendapatkan respon yang sangat baik dari para investor global dan lokal. Dengan pemesanan yang mencapai US$ 16,66 ini artinya surat utang syariah negara ini kelebihan permintaan atau oversubcribed hampir 6,7 kali dibandingkan dengan target emisi sebesar US$ 2,5 miliar.
Baca Juga: Sepakat, Sukuk Global Garuda Indonesia Diperpanjang
Seperti diketahui, Indonesia kembali menerbitkan Sukuk Global di pasar internasional dengan denominasi dolar Amerika Serikat (AS)dalam format - 144A / Reg S Trust Certificate sebesar US$ 2,5 miliar. Perinciannya sebesar US$ 750 juta dengan tenor 5 tahun, US$ 1 miliar tenornya 10 tahun, dan sebesar US$ 750 juta tenornya 30 tahun dengan akad Wakalah.
Dikutip dari portal djppr.kemenkeu.go.id, Sukuk Global ini diterbitkan melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Bursa Saham Singapura (Singapore Stock Exchange) dan Nasdaq Dubai atau dual listing.
Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2020, dengan imbal hasil (yield) sebesar 2,30% untuk tenor 5 tahun, 2,80% untuk tenor 10 tahun dan 3,80% untuk tenor 30 tahun. Setiap seri telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody’s Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.
Green Sukuk
Pemerintah kembali melanjutkan komitmen dalam pembiayaan berkelanjutan dengan mendedikasikan tenor 5 tahun sebagai Green Sukuk. Hal ini menunjukkan komitmen, leadership serta kontribusi pemerintah di komunitas global terkait pembiayaan perubahan iklim. Green Sukuk kali ini merupakan penerbitan Green Sukuk yang ke tiga kalinya di pasar global, di samping penerbitan Green Sukuk Ritel di akhir tahun 2019.
Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan rencana pembiayaan pemerintah tahun 2020. Termasuk untuk mengakomodir kebutuhan APBN dalam penanganan dampak pandemi Covid-19 sekaligus untuk memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global dan mendukung pengembangan keuangan syariah di Kawasan Asia.
Capaian Penting Sukuk Global
Beberapa capaian penting dari penerbitan Sukuk Global ini antara lain:
1. Pencapaian kupon terendah untuk tenor 5 dan 10 tahun untuk Sukuk Global;
2. Merupakan penerbitan Sukuk Global Indonesia pertama untuk tenor 30 tahun dengan kupon terendah dalam penerbitan Sukuk di pasar keuangan global;
3. Penerbitan Sukuk Global tenor 30 tahun terbesar di Asia;
4. Oversubscribe sebesar 6,7 kali. Dengan besarnya orderbook, pemerintah dapat menekan harga sampai 70 bps (basis poin) dari harga penawaran awal (initial price guidance) dan di bawah indikatif fair value.
Penerbitan Sukuk Global ini menggunakan struktur akad Wakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI maupun dari International Islamic Scholars. Underlying Asset yang digunakan berupa, barang milik negara (BMN), termasuk tanah dan bangunan sebesar 51% dan proyek pemerintah tahun 2020 sebesar 49%.
Transaksi ini mendapatkan permintaan yang luar biasa dari investor global yang qualified dan beragam, memperkokoh pasar sukuk yang semakin dalam, dan menunjukkan kepercayaan investor yang kuat terhadap Indonesia. Adapun distribusi investor untuk tenor 5 tahun sebesar 32% investor syariah (Timur Tengah dan Malaysia), 5% investor Indonesia, 40% investor Asia (kecuali Indonesia), 12% investor Amerika Serikat dan 11% investor Eropa.
Tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 31% investor syariah, 5% investor Indonesia, 34% investor Asia (kecuali Indonesia), 18% investor Amerika Serikat dan 12% investor Eropa. Sedangkan untuk tenor 30 tahun didistribusikan sebesar 10% untuk investor syariah, 5% investor Indonesia, 44% investor Asia (kecuali Indonesia), 8% investor Amerika Serikat dan 33% investor Eropa.
Baca Juga: Imbas Covid-19, BI Boleh Beli SBN di Pasar Perdana
BNP Paribas, Dubai Islamic Bank, HSBC, Maybank dan Standard Chartered sebagai Joint Lead Manager dan Joint Bookrunners untuk penerbitan Sukuk Global Indonesia ini. BNP Paribas dan HSBC bertindak sebagai Joint Green Structuring Advisor. PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Manager untuk transaksi ini.[]