Sudrajat-Syaikhu Terancam Absen Debat Ketiga Pilgub Jabar

Akibat melakukan kampanye #2019GantiPresiden dalam debat kedua, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu terancam absen pada debat publik ketiga Pilgub Jabar.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat Sudrajat dan Ahmad membentangkan kaos bertuliskan ‘2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden’ pada debat pilgub Jawa Barat putaran kedua di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Senin 14/5/2018. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Bandung, (Tagar 16/5/2018) - Akibat melakukan kampanye #2019GantiPresiden dalam debat kedua, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu terancam absen pada debat publik ketiga Pilgub Jabar. Pasangan ini akan absen di debat ketiga jika terbukti telah melanggar tata tertib Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat debat kedua di Universitas Indonesia.

"Sanksinya bisa berupa teguran, teguran tertulis, hingga tidak diperbolehkan ikut debat pada debat terakhir. Nanti kita lihat dari Bawaslu bobot pelanggaran administrasinya seperti apa," ujar Ketua KPU Jawa Barat Yayat Hidayat di Bandung, Kamis (17/5).

Sebelumnya, Bawaslu telah memanggil KPU untuk meminta penjelasan secara rinci mengenai kisruh yang terjadi pada debat kedua di Universitas Indonesia.

Dari hasil pertemuan tersebut Bawaslu menyimpulkan bahwa Sudrajat-Syaikhu telah melanggar tata tertib pelaksanaan debat publik karena membawa atribut di luar yang ditetapkan KPU.

Bawaslu pun telah memberikan surat rekomendasi kepada KPU yang nantinya bisa dijadikan sebagai dasar penetapan sanksi pasangan Sudrajat-Syaikhu.

Menurut Yayat, KPU akan mengkaji surat rekomendasi dari Bawaslu paling lambat hingga tujuh hari ke depan. Setelah itu, KPU baru memutuskan apakah sanksi yang akan dijatuhkan kepada Sudrajat-Syaikhu.

"Lebih cepat lebih baik, tapi paling lambat tujuh hari," kata dia.

Yayat mengaku KPU kecolongan atas kasus pernyataan dan kaos yang menyinggung pergantian presiden yang dilontarkan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sehingga terjadi kisruh antarpendukung paslon.

Yayat yang saat itu berada tidak jauh dari paslon tidak mengetahui bahwa Syaikhu membawa kaos yang menyinggung soal pergantian presiden. Bahkan ia juga meyakini, paslon lain yang jaraknya saling berdekatan pun tidak menyadari hal tersebut.

Dari segi aturan, kata dia, para paslon diperbolehkan membawa atau memakai alat peraga kampanye dengan kategori bahan halus, seperti kaos.

Namun menurutnya, kaos yang dibawa pasangan Sudrajat-Syaikhu telah melanggar tata tertib, pasalnya yang diperbolehkan hanya berkaitan dengan Pilgub Jabar bukan konteks lain.

"Paslon boleh membawa atribut paslon dengan bahan halus. Kalau pun itu atribut calon, kalau keras seperti botol atau papan, dilarang. Saya jelaskan atribut yang dibawa bukan atribut paslon tapi atribut lain, tidak sesuai dengan tata tertib," katanya.

Berkaca dari insiden tersebut, KPU Jabar menyiapkan langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang pada debat ketiga.

KPU akan melakukan rapat koordinasi kembali dengan seluruh tim pemenangan pasangan calon. (Fet/Ant)

Berita terkait