Jakarta - Penelitian terbaru RMIT University Melbourne, Australia, mengungkapkan bayi yang diberi susu melalui kemasan botol dapat menelan jutaan partikel mikroplastik setiap hari.
Prof Oliver Jones, ahli yang ikut terlibat dalam penelitian mengatakan, prihatin tentang bagaimana mikroplastik dapat membawa patogen atau bahan kimia beracun ke dalam tubuh, sehingga menyimpulkan masalah ini mendesak untuk diteliti.
"Kita seharusnya tidak membuat orangtua merasa cemas karena menggunakan botol plastik. Namun, penelitian ini menggambarkan bahwa masalah mikroplastik kemungkinan lebih besar daripada yang kita bayangkan," tutur Prof Oliver, dikutip dari theAsianparent, Rabu 21 Oktober 2020.
Menurut Prof Oliver, studi ini menyoroti potensi masalah daripada mencegah penggunaan botol susu plastik. "Sesuatu yang perlu kita mulai benar-benar pahami," ujar Prof Oliver.
- Cegah Bunuh Diri, 5 Peran Orangtua saat Anak Tertekan Tugas Sekolah
- 8 Tips Agar Balita Tak Takut Mandi, Jangan Puji Berani!
Ia menjelaskan, para ahli meneliti tingkat keterpaparan mikroplastik pada botol bayi berbahan polypropylene (PP) dihadapkan kepada risiko bagi kesehatan. Polypropylene diketahui bahan yang umumnya dipakai untuk tempat minum atau makan bayi.
Hasil penelitiannya mengungkapkan, implikasi kesehatan tidak diketahui dan efeknya pada kesehatan bayi memerlukan penyelidikan lebih lanjut
Namun, para peneliti ini menyarankan agar sterilisasi botol untuk mengurangi paparan mikroplastik penting untuk dilakukan sebagai cara untuk mengurangi mikroplastik yang dihasilkan selama pembuatan susu formula biasa.
Sterilisasi itu melibatkan langkah pencucian tambahan dengan membilas botol memakai air dingin. Begitu pula dengan susu formula yang disiapkan dalam wadah non-plastik, kemudian didinginkan dan dituang ke dalam botol bersih.
Solusi lain agar plastik tidak melepaskan partikel, peneliti menyarankan orangtua menggunakan botol kaca untuk minum bayi, meskipun lebih berat bagi bayi dan berisiko pecah.