Jakarta – Baterai merupakan salah satu penghasil energi sekali pakai yang sampai saat ini banyak digunakan oleh masyarakat. Namun, meskipun banyak digunakan ternyata baterai tidak boleh dibuang di sembarang tempat loh.
Sumber energi yang satu ini pasti kita temui sebagai sumber energi beberapa alat elektronik ringan seperti remote dan jam. Energi yang terdapat pada baterai sekali pakai merupakan campuran dari unsur zinc, karbon, campuran mnO2, serbuk karbon dan NH4CI.
Terdapat pula baterai yang dapat diisi ulang untuk mengembalikan dayanya yang hilang akibat pemakaian seperti pada ponsel, dan baterai isi ulang. Namun perlu diingat jika tidak semua baterai dapat diisi ulang karena perbedaan kandungan seperti cadmium, nikel dan alkaline.
- Baca Juga: Rapat Terbatas Bahas Pengelolaan Limbah B3 Medis Covid-19
- Baca Juga: Limbah Cemari Banjir Tanggulangin, Anggota DPRD Kudus: Tega
Meskipun mempunyai masa pakai yang lebih panjang baterai isi ulang juga mempunyai masa pakai dan harus diganti jika sudah mengalami pelemahan daya. Masalah baru pun timbul mengingat banyaknya kandungan pada baterai yang dapat mencemari lingkungan.
Perlu diketahui jika baterai termasuk kedalam golongan bahan beracun dan berbahaya (B3) baik pada baterai sekali pakai maupun yang dapat digunakan kembali. Unsur yang terdapat dalam baterai akan mencemari lingkungan dan membuat makhluk hidup disekitarnya akan mengalami masalah kesehatan.
Peningkatan kadmium dan mangan dalam tanah adalah contoh dampak berbahaya jika kalian membuang baterai sembarangan. Kedua unsur tersebut bisa diserap oleh tanaman disekitarnya dan akan berbahaya jika masuk kedalam tubuh manusia.
Berbagai masalah kesehatan akan timbul akibat kadmium seperti tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kehilangan sel darah merah, gangguan lambung, hingga kerapuhan tulang.
Selain itu zat mangan juga sangat membahayakan karena dapat menyebabkan keracunan, kerusakan pada saraf manusia, parkinson, emboli paru-paru hingga bronkitis.
Mengingat banyaknya zat yang berbahaya bagi lingkungan, pemerintah seharusnya memberikan sosialisasi terhadap pembuangan limbah baterai yang benar.
Saat ini masyarakat masih kurang mengerti terhadap penangan limbah elektronik termasuk baterai sehingga menganggap nya sama seperti limbah rumah tangga umumnya.
- Baca Juga: Jangan Asal Buang! Limbah Medis di Jakarta Capai 12 Ribu Ton
- Baca Juga: Warga Dairi Khawatir Bendungan Limbah PT DPM Meniru Tragedi Brasil
Meskipun sedikit lebih rumit kalian bisa menampung sampah B3 yang kemudian dikirimkan ke pengelola sampah B3 terdekat supaya tidak mencemari lingkungan.
Saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang mendapatkan izin resmi untuk mengelola sampah B3 baik sampah pribadi maupun sampah industri.
(Dimas Rafika)