Stasiun Tugu Yogyakarta Makin Keren Ada Selasar Malioboro

Keberadaan Stasiun Tugu Yogyakarta semakin menarik dengan dibangunnya Selasar Malioboro. Pembangunannya sudah dimulai.
Dirut PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartoyo bersama GKR Pembayun menunjukkan kartu Commuter Line yang nanti akan dipakai untuk menaiki KRL Solo-Yogya-Kutoarjo saat peresmian pembangunan Slasar Malioboro di Stasiun Tugu Yogyakarta, 1 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Humas Daop 6 Yogyakarta)

Yogyakarta - Sektor transportasi kereta api tak melulu menjadi garapan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Dalam rangka meningkatkan kenyamanan, pengembangan kawasan stasiun juga menjadi sasaran operator plat merah kereta api di Indonesia itu. Salah satunya pengembangan kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta.

“Kami melakukan pengembangan kawasan Stasiun Yogyakarta dimulai dengan pembangunan Selasar Malioboro. Pembangunan ini bertujuan untuk memberikan peningkatan pelayanan dan kenyamanan masyarakat khususnya pelanggan kereta api yang akan berwisata ke kawasan Malioboro,” jelas Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo melalui siara pers yang diterima Tagar, Jumat, 2 Oktober 2020.

Menurut dia, Selasar Malioboro diharapkan menjadi salah satu ikon Kota Yogyakarta dan menjadi kawasan destinasi wisata baru serta menjadi representasi Welcome Greeting dari Yogyakarta bagi pelanggan stasiun yang juga lebih dikenal dengan nama Stasiun Tugu itu.

Dengan adanya pembangunan Selasar Malioboro ini, diharapkan dapat membangun serta meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat Yogyakarta, meningkatkan jumlah wisatawan, serta pelanggan menjadi lebih nyaman saat berada di kawasan Stasiun Yogyakarta nantinya.

Selasar MalioboroDirut PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartoyo (kiri) foto bersama dengan GKR Pembayun (tiga dari kiri) dan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (dua dari kanan) serta direksi PT Commuter Indonesia di Stasiun Tugu Yogyakarta, 1 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Humas Daop 6 Yogyakarta)

Selasar Malioboro sendiri merupakan area seluas 1.700 meter persegi yang nantinya akan dibangun 18 unit retail komersial, 30 unit UMKM, jalur pedestrian, serta area pertunjukkan seni dan budaya lokal. Lahan yang memanjang tersebut akan menjadi penghubung langsung antara stasiun dengan kawasan Malioboro. Pekerjaan ini ditargetkan akan selesai pada Desember 2020.

“Selain itu area stasiun juga akan diperluas untuk menampung beragam produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Kota Yogyakarta,” imbuh dia.

Pihaknya pun memastikan bahwa penataan akan mengakomodasi produk UMKM masyarakat Yogyakarta dengan membangun galeri UMKM di Stasiun Tugu. “Jadi akan memperhatikan aspek kearifan lokal dan tata kehidupan di Jogja yang sangat berpihak pengembangan UMKM,” lanjutnya.

Pengembangan kawasan Stasiun Yogyakarta ini juga merupakan salah satu langkah KAI dalam mewujudkan visi perusahaan yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia melalui integrasi Stasiun Yogyakarta dengan kawasan Malioboro.

“Ke depan, stasiun-stasiun lainnya juga akan KAI kembangkan dengan konsep serupa agar minat masyarakat menggunakan transportasi umum kereta api dapat lebih meningkat karena kemudahan akses menuju destinasi wisata,” kata Didiek.

Pencanangan Selasar Malioboro sendiri sudah dilakukan Kamis, 1 Oktober 2020 di Hall Stasiun Tugu. Selain direksi PT KAI, hadir pula perwakilan dari Kraton Yogyakarta, Pemprov DIY dan juga Pemkot Yogyakarta.

Terpisah Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mendukung penataan tata ruang budaya sumbu filosofis Malioboro dan kawasan sekitarnya. Maka Pemkot mengapresiasi positif diberikan peran menjadi bagian terhadap program pengembangan kawasan Stasiun Tugu melalui pengkondisian sosial kultural para komunitas pelaku yang ada di stasiun itu dan sepanjang Malioboro.

Menurutnya penataan kawasan Stasiun Tugu memiliki makna penting dalam mengintegrasikan pengembangan kawasan itu dengan Kawasan wisata di Malioboro. “Kami senantiasa menegaskan bahwa gaya arsitektur bangunan agar selaras dengan gaya arsitektur Stasiun Tugu yang sudah ada. Sehingga meskipun terdapat bangunan baru tidak akan merubah atau mengurangi nilai-nilai heritage kawasan,” sambung Haryadi.

Dia pun berharap dengan adanya pengembangan kawasan Stasiun Tugu, dapat memberikan manfaat sosial maupun ekonomi bagi seluruh masyarakat di DIY

“Sudut-sudut kampung Malioboro akan semakin kokoh menjadi pusat budaya ekonomi, dan pariwisata serta tempat bertemunya berbagai kepentingan masyarakat, sehingga wajah Malioboro menggambarkan denyut kehidupan masyarakat yang sarat potensi dan kreasi. Selain itu, citra Malioboro yang merupakan re-presentasi sebuah ruang publik yang bersifat terbuka, toleran dan nyaman bagi pejalan kaki akan semakin kokoh,” kata Haryadi. []

Berita terkait
Rapid Test Murah di Dua Stasiun Daop 6 Yogyakarta
Dua stasiun di Daop 6 Yogyakarta membuka layanan rapid test murah, hanya Rp 85 ribu. Dua stasiun tersebut Stasiun Tugu Yogyakarta dan Solo Balapan.
Stasiun Tugu Yogyakarta Ramah Disabilitas
Stasiun Tugu Yogyakarta kini disediakan kursi roda, guiding block, toilet khusus dan lainnya bagi penyandang disabilitas.
Stasiun KA Yogyakarta Siagakan Anjing Pelacak Bom
Dua stasiun di Kota Yogyakarta disiapkan anjing pelacak bahan peledak.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.