TAGAR.id, Jakarta - Krisis ekonomi dan energi membuat pemerintah Sri Lanka melarang para pengguna mobil, motor pribadi membeli bahan bakar minyak (BBM).
Sri Lanka, seperti dilaporkan BBC News baru-baru ini, untuk sementara melarang pembelian BBM bagi kendaraan yang tidak masuk ke dalam kategori esensial. Kebijakan ini berlangsung selama dua pekan, hingga 10 Juli 2022 mendatang.
Adapun jenis-jenis kendaraan yang masih boleh mendapatkan BBM, baik bensin maupun diesel, antara lain adalah bus serta kereta. Kendaraan yang terlibat dalam distribusi makanan atau kebutuhan medis juga diizinkan mendapatkannya.
Kami melakukan segala hal yang bisa kami lakukan, demi mendapatkan stok (BBM) baru. Tapi kami tidak tahu kapan kami itu akan terjadi.
Sekolah-sekolah di perkotaan ditutup dan warga diminta bekerja dari rumah demi mengurangi kebutuhan terhadap BBM
Sri Lanka kini memang dicap sebagai negara bangkrut. Mereka gagal membayar utang luar negeri yang totalnya sekitar 51 miliar dollar AS (Rp757,19 triliun, 1 dollar AS = Rp14.847).
- Baca Juga: Tips Hemat BBM dalam Perjalanan Mudik Lebaran 2022
- Baca Juga: Pertamina Pastikan Pasokan BBM di DIY Aman hingga Lebaran 2022
Sri Lanka pun sedang mengalami krisis energi. Negara Asia Selatan ini sudah cukup lama mematikan listrik karena tidak punya cukup bahan bakar untuk menyalakannya.
Pemerintah mereka menyatakan pada akhir pekan lalu kalau negara hanya memiliki 9.000 ton diesel serta 6.000 ton bensin untuk layanan-layanan esensial.
Jika tidak melakukan langkah-langkah yang drastis, stok BBM yang ada sekarang diperkirakan bisa habis dalam seminggu.
Krisis yang terjadi di sana merupakan kombinasi dari biaya energi yang meningkat, hilangnya pendapatan akibat pemotongan pajak, plus efek pandemi Covid-19 terhadap pemasukan dari sektor pariwisata yang sangat mereka andalkan.
Sri Lanka juga kekurangan mata uang asing untuk membayar impor.
“Kami melakukan segala hal yang bisa kami lakukan, demi mendapatkan stok (BBM) baru. Tapi kami tidak tahu kapan kami itu akan terjadi,” ucap Menteri Energi Kanchana Wijesekera.
Pemerintah Sri Lanka dikabarkan sudah mengirimkan delegasi untuk datang ke negara-negara penghasil energi seperti Rusia maupun Qatar. Tujuannya adalah mendapatkan minyak murah.
- Baca Juga: Inilah BBM Baru yang Dirilis Pertamina Mulai 1 April 2022
- Baca Juga: Presiden Biden Pertimbangkan Pembebasan Pajak BBM
Mereka juga berharap mendapatkan bantuan dari India serta China untuk mengimpor barang-barang esensial.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengklaim bahwa mereka butuh sekurang-kurangnya 5 miliar dollar AS (Rp74,23 triliun) selama enam bulan ke depan untuk membayar barang-barang krusial semisal makanan, BBM, juga pupuk.
( Iskandar Isnan)