Sosok Pengganti Andi Taufan dan Belva di Mata Budiman

Lantas, bagaimana sosok pengganti Andi Taufan dan Belva Devara yang diinginkan Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko untuk mendampingi Presiden Jokowi?
Budiman Sudjatmiko. (Foto: Dok Tagar)

Pematangsiantar - Dua Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Andi Taufan Garuda Putra dan Adamas Belva Syah Devara resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Melihat hal itu, Ketua Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko menilai keputusan yang dilakukan keduanya dapat diterima secara etis. Pasalnya, mereka sudah melakukan kesalahan sebagai staf presiden.

"Saya kita itu adalah langkah yang baik, gentleman. Menurut saya apa yang dilakukan Andi dan Belva, secara etis bisa diterima. Kita bisa belajar dari situ semua, dari kesalahan yang dibuatnya kita bisa menarik pelajaran yang baik," kata Budiman kepada Tagar, Jumat, 24 April 2020.

Kalian anak muda yang ada di sekitar presiden, manfaatkan itu untuk memunculkan ide-ide besar. Bukan kepentingan-kepentingan kecil.

Agar tidak terulang lagi persoalan seperti itu, Budiman mengusulkan staf pengganti mereka berdua tidak dari kalangan pebisnis, supaya jauh dari konflik kepentingan.

Baca juga: Bunyi Surat Terbuka Belva Devara Mundur dari Stafsus

Lantas, bagaimana sosok pengganti yang diinginkan Aktivis 98 ini untuk membantu Presiden Jokowi?

Dia menjelaskan, ada tiga sosok yang ia maukan untuk menggantikan posisi Andi dan Belva, yakni sejarawan, ahli filsafat muda, dan ahli teknologi.

"Saya usulkan kepada anak-anak muda yang bisa menggantikan mereka usahakan bukan dari pebisnis, misalnya dari para teknologi, filosof dan lain-lain. Saya kira itu penting," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan sosok anak-anak muda yang memiliki kegelisahan tentang Tanah Air dan dunia. Pasalnya, sosok seperti itu mengerti dan mengetahui apa yang terjadi saat ini.

Lantas, orang-orang itu diharapkan mampu memberikan masukan kepada Presiden Jokowi, terhadap persoalan yang belum sempat diketahuinya.

Staf Khusus JokowiKetujuh stafsus milenial tersebut mendapat tugas untuk memberi gagasan serta mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

"Karena bangsa ini lagi butuh anak-anak muda yang gelisah, tapi punya kemampuan ilmu pengetahuan, teknologi, punya filsafat, atau sejarawan. Sehingga, melihat gejolak Indonesia atau dunia dan mereka bisa menjadi teman diskusi yang baik dan beri masukan untuk presiden," katanya.

Politisi PDI Perjuangan (PDIP) ini menambahkan, saat ini negara membutuhkan sosok yang mempunyai mata hati yang gelisah, di mana orang itu bisa melihat permasalahan yang ada saat ini.

Baca juga: Susul Belva, Andi Taufan Mundur dari Stafsus Jokowi

"Saya sih berfikir bahwa negara ini butuh mata hati yang gelisah. Yang bisa melihat seluruh persoalan Tanah Air, dunia, dan masa depan. Belajar sejarah dan sampaikan perenungan yang didapat kepada presiden," ucap Budiman.

Kemudian, staf khusus ini dia harapkan dapat melengkapi cara pandang presiden, yang mungkin belum terlihat oleh orang nomor satu di Indonesia itu.

"Stafsus ini harus memberikan dan melengkapi cara pandang yang mungkin enggak sempat dilihat Pak Jokowi dan diberikan masukan. Sehingga ini pentingnya sejarawan, filsuf muda, pentingnya ahli teknolog muda. Ini penting dan saya sih berharap itu," kata dia.

Selanjutnya, Budiman berpesan kepada staf presiden yang ada saat ini agar bekerja untuk memunculkan ide-ide besar untuk Bangsa dan Tanah Air.

"Bekerjalah, hilangkan konflik kepentingan. Kalian anak muda yang ada di sekitar presiden, manfaatkan itu untuk memunculkan ide-ide besar. Bukan kepentingan-kepentingan kecil," ucap Budiman Sudjatmiko. 

Seperti diketahui, usai berita pengunduran diri Adamas Belva Devara dari posisi Staf Khusus Presiden Jokowi, kini giliran Andi Taufan Garuda Putra menyatakan mengundurkan diri dari posisi stafsus.

Keterangan pengunduran diri Andi Taufan beredar melalui surat terbuka yang beredar melalui pesan WhatsApp di kalangan wartawan. Dia mengaku sudah memberi keterangan tersebut sejak pekan lalu kepada Presiden Jokowi.

"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," kata Andi Taufan dalam surat terbukanya, Jumat, 24 April 2020. []

Berita terkait
Budiman Sudjatmiko Buat Penangkal Panic Buying
Ketua Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko bersama dengan beberapa inovator lainnya membangun program agar terhindar dari dampak Covid-19.
Jokowi Hargai Keputusan Mundurnya Andi Taufan Garuda
Pihak Istana angkat suara terkait pengunduran diri salah satu Staf Khusus Presiden Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra, yang disampaikan Pramono Anung
Belva Devara Tegaskan Ruangguru Milik RI Bukan Asing
Setelah membuat keputusan mundur dari Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), Adamas Belva Syah Devara ditempa rumor terkait Ruangguru.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)