Solusi PLN Atasi Masalah Sampah di Surakarta

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Irwansyah Putra, mengatakan pembelian ini bentuk dukungan PLN mengatasi permasalahan sampah.
PLN siap memanfaatkan EBT dengan membeli listrik dari PLTSa sesuai ketentuan yang telah disepakati. (Foto: Tagar/PLN)

Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) membeli energi hijau yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta seharga 13,35 sen dolar AS per kWh atau setara Rp 1.800/kWh.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, M. Irwansyah Putra, mengatakan pembelian listrik dari PLTSa terbesar di Jawa Tengah ini merupakan bentuk dukungan PLN dalam mengatasi permasalahan sampah di Surakarta.

Menurutnya, Langkah ini juga menjadi bagian transformasi PLN melalui aspirasi Green, dengan meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam penyediaan listrik nasional.

"PLN siap memanfaatkan EBT dengan membeli listrik dari PLTSa sesuai ketentuan yang telah disepakati. Ini adalah bentuk dukungan PLN terhadap pengembangan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan," kata Irwansyah Putra.

PLN(Foto: Tagar/PLN)

Dia menjelaskan, pembangkit dengan kapasitas 5.000 kilowatt (kW) ini ditargetkan rampung pada 2022. Per Mei 2021, proses konstruksi PLTSa Surakarta sudah mencapai 34,8 persen.

Selain itu, lanjut dia, pembangunan PLTSa ini juga mendapat dukungan penuh dari Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Pada saat kunjungannya Februari lalu, Ia mengatakan beroperasinya pembangkit ini akan menjadi solusi permasalahan sampah di Kota Solo.

"Saya kira progresnya sudah cukup baik sampai nanti targetnya selesai tahun 2022. Ini kan permasalahan dari dulu. Insya Allah kalau PLTSa ini sudah running ya permasalahan sampah ini segera terselesaikan," kata dia.

PLN(Foto: Tagar/PLN)

Irwansyah menambahkan, PLTSa Surakarta memanfaatkan komposisi sampah yang terakumulasi dari TPA Putri Cempo dengan total kebutuhan sampah sekitar 276 ton per hari. Dengan menggunakan incinerator, lanjutnya, energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah tersebut untuk menggerakan generator yang kemudian menghasilkan listrik.

PLN(Foto: Tagar/PLN)

"Meskipun melalui proses pembakaran, penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar, karena gas yang dihasilkan dari proses ini bebas dari TAR maupun kandungan lainnya yang berbahaya," ujarnya.


PLN siap memanfaatkan EBT dengan membeli listrik dari PLTSa sesuai ketentuan yang telah disepakati.


"Tak hanya membeli listrik dari PLTSa, PLN melalui program Co Firing juga telah mendorong penggunaan biomassa sebagai campuran bahan bakar PLTU. Biomassa bisa diambil dari limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga," katanya.

PLN(Foto: Tagar/PLN)

Sebagai informasi, bersumber dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, jumlah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebanyak 864.469 ton/hari, dan yang tidak terkelola sebesar 3.964.946 ton/hari. Dengan memanfaatkan sampah pelet menjadi subtitusi bahan bakar di sejumlah pembangkit dapat menjadi solusi mengatasi masalah sampah di perkotaan.

Sebelumnya, PLN telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement) dengan PT Solo Citra Metro Plasma Power selaku pengelola PLTSa Surakarta pada akhir Desember 2018 silam. []

Baca Juga: PLN: Co-Firing 17 PLTU Sukses, Hasilkan Energi Hijau 189 MW

Berita terkait
PLN Terapkan Energi Hijau Perkuat Listrik Lombok Barat
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Lasiran, mengatakan pengoperasian keempat pembangkit ini bentuk komitmen PLN terhadap pencapaian EBT.
Listrik Jakarta Semakin Andal, PLN Operasikan GIS Antasari
PLN berhasil memberikan tegangan listrik pada instalasi Extension 2 Line Bay GIS 150 kV Antasari agar listrik di DKI Jakarta semakin andal.
PLN: 845 Warga Perbatasan NTT - Timor Leste Nikmati Listrik
Tercatat sebanyak 845 masyarakat di perbatasan NTT dan Timor Leste dapat menikmati listrik 24 jam tanpa henti berkat peningkatan PLTD Oepoli.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.