Soal Said Didu yang Akun Twitternya Diretas

Twitter milik mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu diduga diretas setelah debat terakhir Pilpres 2019.
Mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu. (Foto: Twitter/@saidudul)

Jakarta - Pemilu 2019 seperti menjadi musim kedigdayaan para hacker. Twitter milik mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu diduga diretas setelah debat terakhir Pilpres 2019.

Sebelumnya, tercatat Ferdinand Hutahean, Arief Poyuono, Ali Mochtar Ngabalin, Haikal Hasan, dan Dahlan Iskan menjadi deretan korban yang mengalami peretasan medsos. 

Meski merasa menjadi korban, Didu enggan melaporkan peretasan ini kepada pihak kepolisian. Ia berdalih, bila melapor pada pihak berwajib, maka identitas pribadinya diambil alih.

"Kalau dilaporkan malah kita enggak bisa bermain media sosial. Kerena identitas pribadi kita diambil alih dan faktanya tidak pernah bisa kembali atau diungkap siapa melakukan pengambil alihan tersebut," ucap Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Minggu 14 April 2019.

Akun @saiddidu sempat berkicau di Twitter, postingannya sangat kontroversi karena menyudutkan penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS), yang dalam Pilpres ini lebih pro ke capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Dalam kicauannya, UAS dituding oleh Didu berselingkuh, serta menerima rumah dari Prabowo sebagai bentuk hubungan transaksional dalam Pemilu 2019.

"Di akun saya ini membikin 7 mention yang didalamnya menjelek-jelekkan ustad Abdul Somad, 7 mention itu ditulis sekitar 23 jam yang lalu. Mereka menghack akun saya untuk memfitnah orang yang saya hormati, seorang ulama yang hatinya bersih," kata Said Didu.

Dia mengklaim, akun yang dikelolanya memang kerap digunakan untuk membongkar kebohongan publik paska dilangsungkannya debat capres 2019.

Didu menduga, peretasan akun miliknya, semata-mata agar tak lagi membuka fakta-fakta yang diketahui soal kebobrokan pihak lawan. Sehingga, akun tersebut justru digunakan untuk memfitnah orang lain.

Peretasan akun Twitter milik Said Didu ditanggapi oleh Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Inas N Zubir. Menurut Inas, kubu 02 telah kehabisan akal sehingga berpikir tidak sehat, memposisikan diri sebagai korban hacker.

"Apa benar demikian? Atau jangan-jangan mereka sendiri yang sengaja memposting chating, meme atau gambar yang bernada fitnah, hujat maupun ujaran kebencian lainnya untuk kemudian mengaku seolah-olah akunnya diretas oleh pihak lain," kata Inas saat dikonfirmasi wartawan, Minggu 14 April 2019.

Lebih lanjut ia menerangkan, bila akun sosmed dengan mudahnya diretas oleh orang lain, maka mereka bukanlah orang yang cermat dan tangguh, karena begitu mudah diakali oleh pihak lain. Sehingga, akun sosmed yang menggambarkan jati diri pribadi saja, tidak mampu dijaga dengan baik.

"Lalu bagaimana mungkin Ferdinand Hutahean, Arief Poyu, Dahlan Iskan dan Said Didu seandainya diberi kepercayaan menjadi pejabat publik yang harus menjaga aset-aset negara? Sedangkan menjaga akun media sosial pribadi saja mereka tidak mampu," tandasnya. []

Berita terkait