TAGAR.id, Jakarta - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut dirinya merasa ditinggal ramai-ramai saat menghadiri acara Kongres NasDem ramai diperbincangkan. Hal itu dikait-kaitkan bahwa Jokowi sudah mulai ditinggalkan oleh parpol di koalisinya.
Jokowi menjelaskan maksud pernyataannya. Ia mengatakan pernyataan itu bermaksud bahwa gotong-royong di masyarakat diperlukan.
"Enggak, yang saya maksud bahwa kegotong-royongan seluruh masyarakat itu sangat diperlukan," kata Jokowi kepada wartawan usai meresmikan Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat, Kamis, 29 Agustus 2024.
Jokowi menegaskan bahwa segalanya harus dikerjakan secara gotong-royong. Jangan sampai ada pihak yang hanya ingin ikut senang, tapi ketika ada pihak lain yang kesusahan kemudian ditinggal.
"Jangan kalau pas ada senang ramai-ramai, tapi begitu ada banyak masalah, tidak ramai-ramai lagi. Semuanya mestinya gotong-royong, diselesaikan bersama-sama, dicarikan solusinya bersama-sama," ucapnya.
Pemerintahan Presiden Jokowi akan berakhir pada 20 Oktober 2024 mendatang. Jokowi sempat menyinggung soal ditinggal ramai-ramai. Namun, Jokowi tak menjelaskan maksud pernyataan lebih lanjut.
- Baca Juga: Iriana Jokowi Serahkan Baby Care Set di Posyandu Asoka 7A Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Dia melanjutkan bahwa Surya Paloh dan Partai NasDem tidak seperti itu. "Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai. Tapi saya yakin itu tidak dengan Bapak Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya, dan tidak juga dengan NasDem," katanya saat menyampaikan sambutannya di acara pembukaan Kongres III Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu, 25 Agustus 2024. []