Soal Mobil Listrik, Bahlil Lahadalia Ditantang Kejar Nikel

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia disarankan mengejar peluang investasi terkait dengan nikel untuk mobil listrik.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia disarankan mengejar peluang investasi terkait dengan nikel untuk mobil listrik. (Foto: Antara/Astrid Faidlatul Habibah)

Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia disarankan berani mengejar peluang investasi terkait dengan pertambangan nikel, karena sumber dayanya dinilai melimpah di Indonesia. 

Tantangan itu datang dari pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta yang memiliki catatan Indonesia sebagai salah satu penghasil nikel terbesar dunia. 

Ini harus dikejar supaya mobil listrik bisa dikembangkan.

"Nikel itu kan prodaknya nanti bisa untuk baterai, kemudian dikembangkan untuk keperluan listrik dan lain-lain. Nikel itu cadangan sumber daya Indonesia yang cukup luar biasa. Kemudian, mengolahnya menjadi AI itu kan belum terwujud di Indonesia," kata Stanislaus dalam kanal YouTube Tagar TV dilihat Sabtu, 3 Oktober 2020.

Baca juga: Enam Strategi Bahlil Lahadalia Capai Investasi 2021

Menurut dia, Bahlil harus bisa bermanuver di tengah pandemi Covid-19 ini, karena ia sempat mendapati kabar, nantinya di Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan Timur akan dikembangkan mobil listrik. 

Stanis merasa harus mengingatkan menteri milenial itu agar bisa mengoptimalkan segala sumber daya alam yang ada, untuk selanjutnya dapat ditawarkan kepada investor. 

Kendati demikian, tidak dapat dibenarkan juga apabila nikel dikeruk untuk dibeli pemodal asing, yang nantinya Indonesia justru membeli barang jadi dari luar negeri, dalam kata lain lagi-lagi impor.

"Ini harus dikejar supaya mobil listrik bisa dikembangkan. Kemudian, kita mandiri membuat nikel tidak tergantung orang lain. Jangan sampai nikel kita ambil, diolah di luar negeri, lalu dikembalikan. Kita menerima barang jadi. Kita hanya menerima manfaat sebagai pembeli. Kita hanya sebagai pasar, bukan produsen," ucapnya.

Baca juga: Bahlil Lahadalia, Mana Relokasi Investasi Kok Belum Terlihat

Stanis pun menilai kinerja Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sejauh ini belum signifikan untuk membuat Indonesia ini menjadi negara produsen.

"Saat ini kita masih nampak cenderung sebagai pasar. Jadi orang ke sini menjual, kita beli, tapi belum membuat suatu hal yang besar," tuturnya.

Kendati demikian Stanis dapat memaklumi karena memang dalam situasi saat ini para investor akan sangat berhati-hati alias wait and see dalam menanamkan modal usaha. Namun, ia sarankan, ke depan Bahlil harus bisa membuat terobosan-terobosan baru jangan menunggu pandemi ini berakhir.

"Dengan situasi seperti ini manfaatkan saja kita punya punya sumber daya yang di luar enggak punya. Kecuali kalau sumber daya kita semua orang di luar sana punya, ya kita kita harus kerja keras. Tapi kalau kita punya sumber daya yang melimpah, tapi di luar enggak punya, padahal itu sumber daya yang penting, ya harus dikejar, dimaksimalkan. Itu yang perlu effort dari kepala BKPM Bahlil Lahadalia," kata Stanislaus. []

Berita terkait
Bahlil Lahadalia Kawal Investor Sampai Covid-19 Usai
Bahlil Lahadalia meyakinkan investor untuk tetap menanamkan modalnya di Indonesia meski penyebaran virus corona belum berakhir.
Soal Investasi, Bahlil: Ada Bupati Rasa Presiden
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melapor kepada Presiden Jokowi mengenai satu gubernur yang belum mengalihkan kewenangan perizinan investasi ke BKPM.
Bahlil Lahadalia Sebut COVID-19 Tak Ganggu Investasi
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia optimistis realisasi investasi Indonesia 2020 akan mencapai target Rp 886 triliun meski ada virus corona.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.