TAGAR.id, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, partainya tidak meminta-minta jatah calon wakil presiden (cawapres) dalam berkoalisi dengan PDIP.
PPP, kata Sandi semula bergabung mendukung capres Ganjar dengan harapan mendapatkan posisi sebagai cawapres. Adapun selain PDIP dan PPP, Ganjar sudah resmi didukung Partai Hanura dan Perindo.
Kini, Sandi menyebut, PPP mengusung gaya berpolitik mencari keberkahan dan pengorbanan untuk kehidupan masyarakat lebih baik.
Kita berdoa agar pimpinan parpol yang usung Ganjar Pranowo mendapatkan petunjuk dari sorga untuk menentukan langkah-langkah staretegis ke depan.
"Kita tak boleh ambisi tak boleh meminta-minta karena ini bukan politik mencari jabatan dan kekuasaan tapi mencari keberkahan melalui pengorbanan," kata Sandiaga di acara Sabtu Pagi Bersama Mas Menteri' di Kota Padang, Sumbar, Sabtu, 9 September 2023.
Ia juga mengatakan baik dirinya, PPP, dan seluruh elemen partai berlambang Ka'bah itu sudah melakukan seluruh upaya duniawi meningkatkan kepercayaan dari masyarakat.
Kini dalam 30 hari ke depan atau sebelum masa pendaftaran capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU), kata Sandi, seluruh elemen PPP sedang berjuang bersama.
Ia meminta pengurus PPP membuat majelis ibadah supaya para pimpinan parpol koalisi diberi petunjuk untuk menentukan langkah terbaik demi pemenangan Ganjar pada Pilpres 2023. Sandi memastikan PPP tidak lagi mengincar cawapres Ganjar.
"Kita berdoa agar pimpinan parpol yang usung Ganjar Pranowo mendapatkan petunjuk dari sorga untuk menentukan langkah-langkah staretegis ke depan. Bukan hanya cawapres tapi juga langkah-langkah memenangkan hati dan pikiran masyarakat supaya pada Februari 2024 (pecoblosan) kita dapat amanah," ujar Sandi.
Sandi juga menegaskan komitmen PPP tetap istiqomah bersama PDIP mengusung Ganjar sebagai capres. Sebelumnya banyak pengamat memprediksi PPP akan cabut dari gerbong koalisi Ganjar karena tidak ada kepastian Sandi menjadi cawapres.
Peluang lain yang dapat diambil PPP adalah membentuk poros baru bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. Karena dua partai tersebut dapat diajak berkoalisi usai tercecer dari barisan pendukung Anies Baswedan.
Partai Demokrat sudah jelas-jelas keluar dari pengusung Anies pasca deklarasi Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar menjadi cawapres. PKS masih belum tegas menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan.
Namun, partai tersebut sudah jarang dilibatkan dalam forum pemenangan dan pembentukan tim kampanye Anies-Muhaimin oleh Nasdem dan PKB. []