Tegal - Eceng gondok sering dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan.
Namun di tangan para siswa SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, jenis tanaman air mengapung yang biasanya tumbuh di sungai dan danau ini digunakan untuk membuat sunblock atau tabir surya.
Karya siswa yang dinamai NadhiMa, terinspirasi nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, tersebut bisa melindungi kulit dari suhu panas terik matahari yang melanda sejumlah daerah di musim kemarau tahun ini.
Proses pembuatannya pun cukup mudah dan tak membutuhkan waktu lama.
Itu terlihat saat 12 siswa kelas 7, 8, dan 9 mempraktikkan langsung pembuatan sunblock dengan bahan dasar eceng gondok di ruang laboratorium sekolah, Sabtu 2 November 2019.
"Selain eceng gondok, bahan-bahannya dari lidah buaya, teh, dan air," kata salah satu siswa kelas 8, Lusina Oktavia Al Macindy.
Proses pembuatan diawali dengan mencuci tujuh daun eceng gondok hingga bersih. Setelah itu, eceng gondok dipotong-potong dan dihaluskan menggunakan blender. Hasilnya, kemudian disaring dan dimasukkan ke wadah.
Kemudian seduh teh dengan 50 milimeter air panas untuk diambil air atau sarinya. Setelahnya, ambil gel lidah buaya yang sudah dipotong-potong menggunakan blender.
"Proses terakhir, campurkan esktrak eceng gondok, air teh, dan lidah buaya yang sudah di-blender. Sunblock ini bisa digunakan untuk melindungi kulit dari sinar matahari dan melembabkan kulit," terang Lusina.
Kami akan bawa dulu ke laboratorium Poltek Muhammadiyah untuk diteliti lebih lanjut
Guru IPA SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna Akmal Faisal mengatakan, sunblock yang dibuat para siswa menggunakan eceng gondok dan lidah buaya karena kedua jenis tanaman itu mengandung bahan yang bermanfaat bagi kulit.
"Eceng gondok mengandung vitamin E yang bisa bermanfaat untuk menangkal sengatan terik matahari. Sedangkan aloe vera dari lidah buaya bisa untuk melembabkan kulit," jelasnya.
Menurut Akmal, pembuatan sunblock dari eceng gondok dilatarbelakangi suhu panas yang melanda sejumlah daerah di musim kemarau tahun ini, termasuk Kabupaten Tegal.
"Kalau nama NadhiMa itu terinspirasi dari Nadiem Makarim yang menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Harapannya para siswa bisa menjadi inovatif seperti sosok Nadiem," ungkap Akmal.
Menurutnya, sunblock buatan para siswa tersebut sudah melalui proses uji coba beberapa kali hingga komposisi bahan-bahannya pas.
"Sudah dicoba dipakai juga. Hasilnya langsung meresap, tidak lengket, dan bisa melindungi kulit dari panas matahari," tandas Akmal.
Akmal mengaku akan mencoba untuk mendaftarkan hasil praktik para siswa ke Balai Perlindungan Makanan dan Obat (BPOM) untuk mengetahui kelayakan edarnya.
"Sebelum diajukan ke BPOM, apakah layak edar atau tidak, kami akan bawa dulu ke laboratorium Poltek Muhammadiyah untuk diteliti lebih lanjut," ungkapnya.