Jakarta - Menyusul kesuksesan film Milea: Suara Dari Dilan yang meraih 3 juta penonton, rumah produksi Max Pictures kembali menelurkan karya terbaru berjudul Malik & Elsa, yang diangkat dari novel best seller tentang kisah cinta remaja di tanah Minang karya penulis Boy Candra.
Film yang diproduseri Ody Mulya ini memiliki kemiripan dengan film Dilan yakni menceritakan kisah cinta anak remaja. Namun, dibedakan latar kota yang diangkat. Film yang diperankan Iqbal Ramadhan itu berlatar kota Bandung sedangkan film Malik & Elsa ini akan mengangkat kota Padang.
Film bercerita tentang hubungan asmara ayang terjalin antara Malik yang diperankan Endi Arfian dengan Elsa (Salshabilla Adriani). Awal mereka menjalin kedekatan saat masa-masa kuliah.
Berawal dari bermain tebak-tebakan dengan perjanjian lucu, bagi yang kalah akan dihukum dengan mentraktir pemenang selama tujuh hari berturut-turut. Ternyata Elsa kalah dalam permainan itu.
Mau tak mau Elsa harus menepati perjanjian sebelumnya. Tanpa mereka sadari pertemuan selama tujuh hari itu membuat hubungan mereka semakin intens. Hingga sejoli itu saling bertukar cerita dan keluh kesah.
Alhasil, tujuh hari itu bisa menyatukan Malik dan Elsa. Keduanya pun berjalan beriringan, saling mengisi, hingga menumbuhkan benih-benih rindu. Tapi semua tidak berjalan sesuai dengan harapan mereka.
Perasaan penonton mulai diaduk-aduk ketika konflik mulai muncul dari mereka lantaran kondisi keluarga yang bertolak belakang. Ibu Elsa cenderung tidak setuju dengan hubungan asmara yang dijalani anaknya. Sebab, sejak menjalin kedekatan dengan Malik, putrinya itusering lupa waktu dan pulang larut malam.
Sang ibu menganggap Malik tidak pantas untuk anak perempuannya, terlebih anaknya keturunan Minang yang memiliki adat istiadat yang kental.
Kesulitan menjalani hubungan dengan serius tak hanya datang dari penolakan keluarga Elsa, Malik juga mendapat kendala ketika dirinya memenangkan sebuah kompetisi menulis.
Kesempatan itu mengharuskan dia meninggalkan Elsa lantaran mendapat hadiah beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke Belanda. Kemenangan itu menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk baginya.
Menutupi rasa sedih jelang perpisahan, Malik mengajak Elsa ke sebuah tempat di tepi pantai. Di sana, ia berjanji akan membawa calon kekasihnya itu naik pesawat terbang suatu saat nanti.
Malik meminta agar perempuan yang dikasihinya itu mendukungnya menerbangkan cita-cita. Mereka membentuk pesawat mainan dari kertas, dan dengan kompak mereka menerbangkannya ke arah langit di pinggir pantai itu.
Mereka juga pernah bertukar cerita bahwa Elsa sangat suka dengan senja. Walaupun Malik biasa saja dengan senja, tetapi dia berjanji akan menggunakan senja sebagai alat agar dia tetap merasa dekat dengan Elsa.
Baca juga: Film Onward Terinspirasi Kisah Nyata sang Sutradara
Dalam keadaan yang cukup rumit ini, Malik harus menentukan pilihan antara mengejar cita-cita atau cinta yang belum terucap. Hal itulah yang akan terjawab dalam film yang disutradarai Edy Prassetia ini. []