Sidang AFSIS Ke-20, Kementan Usung Digitalisasi Sektor Pertanian untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Pada sidang AFSIS ke 20 ini, Kementan mengusung digitalitasi sektor pertanian sebagai solusi penguatan ketahanan pangan. Ini ulasannya.
Sidang AFSIS Ke-20, Kementan Usung Digitalisasi Sektor Pertanian Untuk Perkuat Ketahanan Pangan. (Foto: Tagar/Kementan)

TAGAR.id, Jakarta - Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) selaku Focal Point Kerjasama Agriculture and Food Security Information System (AFSIS) menjadi tuan rumah pertemuan Focal Point ke-20. 

Pada sidang AFSIS ke 20 ini, Kementan mengusung digitalitasi sektor pertanian sebagai solusi penguatan ketahanan pangan.

Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan para pemimpin negara ASEAN telah sepakat untuk berkomitmen bersama dalam mengatasi dampak pandemi Covid 19 melalui penguatan ketahanan pangan dan gizi di wilayah. 

Menurutnya, sangat penting untuk mempromosikan tindakan kolaboratif khususnya dalam menyediakan data dan informasi dengan mitra dialog seperti ASEAN +3 dan organisasi internasional untuk mendukung pemenuhan komitmen tersebut.


Kementan membangun aplikasi yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk pangan demi mendukung pilar utilisasi pada program ketahanan pangan.


“Kami mengingatkan untuk memberikan perhatian yang lebih terkait isu perubahan iklim pengaruhnya terhadap pertanian dan ketahanan pangan, serta masih adanya ketegangan politik di wilayah Laut Hitam yang sedikit banyak berdampak pada sektor pertanian secara keseluruhan,"  demikian dikatakan Kasdi saat membuka pertemuan AFSIS ke 20 tersebut yang dihelat di Jakarta, Rabu (08/06/2022).

"Dalam situasi seperti itu, AFSIS dapat berperan penting dalam menyediakan data dan informasi untuk membantu pembuat kebijakan guna membuat keputusan sebaik mungkin,” sambungnya.

Perlu diketahui, AFSIS merupakan kerjasama regional 10 negara di ASEAN +3 (Republik China, Jepang dan Republik Korea) dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan di wilayah ASEAN melalui pengumpulan, analisis serta penyajian data dan informasi  ketahanan pangan. Pertemuan Focal Point AFSIS ke-20 ini dilaksanakan secara hybrid selama 2 hari dari tanggal 8 hingga 9 Juni 2022.

Ketua Delegasi Indonesia, Anna Astrid, selaku tuan rumah memaparkan tentang Digitalisasi Pertanian Guna Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan di Indonesia. 

Ia menjelaskan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi diadopsi pada pembangunan pertanian di Indonesia baik pada kegiatan on-farm maupun off-farm, peningkatan kapabilitas penyuluh dan petani.

Sebagai sarana dalam melakukan koordinasi dan komunikasi antar stake-holder, dalam monitoring ketersediaan dan distribusi produksi pertanian, serta dalam kegiatan pendataan pertanian.

Untuk menopang pilar ketersediaan pangan, Indonesia menyusun Program Food Estate yang difokuskan untuk pengembangan smart farming. Kemudian, saat ini Indonesia telah mengembangkan penggunaan Internet of Thing (IoT) pada kegiatan on-farm,” papar Anna.

Dalam monitoring kondisi pertanaman, lanjut Anna, Kementan mengembangkan sistem aplikasi menggunakan teknologi remote sensing. 

Untuk menyokong pilar aksesibilitas pangan, Kementan bekerjasama dengan e-commerce dan transportasi online dalam memperlancar pemasaran dan distribusi komoditas pertanian, sekaligus mengatasi permasalahan yang mencuat sejak adanya Pandemi Covid-19 tahun 2020.

“Digitalisasi pertanian juga dilaksanakan guna memperkuat peran penyuluh dalam melakukan pembinaan kepada petani, sekaligus mengenalkan teknologi TIK pada kegiatan budidaya dan pemasaran hasil kepada petani. Kementan membangun aplikasi yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk pangan demi mendukung pilar utilisasi pada program ketahanan pangan,” terangnya.

“Terakhir, guna mendukung pilar stabilisasi, Kementan membangun sistem monitoring stok pangan, dimana input dan pelaporan data dilakukan secara online. Semua program tersebut selaras dengan slogan Kementan saat ini yakni menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern,” imbuh Anna.

Sebagai informasi, rapat Focal Point AFSIS ke-20 dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Roby Darmawan, selaku Focal Point Indonesia. 

Rapat membahas hasil implementasi kegiatan AFSIS Tahun 2021 dan Rencana Kerja Tahun 2022, serta mekanisme keberlanjutan kegiatan AFSIS Tahun 2022-2025. 

Beberapa organisasi yang selama ini mendukung kegiatan AFSIS berpartisipasi dalam rapat dengan menyajikan laporan kemajuan kegiatan kolaborasi yang dilakukan dengan AFSIS tahun 2021.

Adapun delegasi yang hadir fisik pada pertemuan ini meliputi Tim Sekretariat AFSIS, Delegasi dari Kamboja, Jepang dan Indonesia.

Sementara, delegasi yang hadir secara online melalui platform zoom meliputi delegasi dari Brunei Darussalam, Lao PDR, Malaysia, Philippina, Singapura, Thailand, Vietnam, China, Jepang dan Republik Korea.

Kemudian perwakilan dari Asean Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR), Perwakilan dari Remote Sensing Technology Center of Japan (RESTEC), Perwakilan dari The Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS), serta Perwakilan dari SEAA Research LLC. []

Berita terkait
Terima Penghargaan Ombudsman RI, Kementan Raih Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik
Kementan terus meningkatkan kualitas pelayanan publik guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan sektor pertanian. Simak ulasannya berikut ini.
Kolaborasi Kementan dan Pemda Jateng Pastikan Hewan Kurban Sehat
Kementan melalui Barantan menyatakan kesiapannya dalam mendukung tekad Provinsi Jawa Tengah untuk menyediakan hewan kurban yang sehat.
DPR RI Dukung Kementan Lakukan Percepatan Produksi Vaksin PMK
DPR apresiasi langkah Kementan dalam penanganan wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) pada ternak diberbagai daerah Indonesia yang sedang terjadi.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara