Siapa Hasan Sadikin, Namanya Jadi RS Rujukan Corona?

Hasan Sadikin, namanya menjadi rumah sakit rujukan virus corona Covid-19 di Bandung, Jawa Barat. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS).
dr. Hasan Sadikin. (Foto: rshs.or.id)

Jakarta - Hasan Sadikin, namanya menjadi rumah sakit rujukan virus corona Covid-19 di Bandung, Jawa Barat. Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin. Nama rumah sakit tersebut bahkan lebih populer dari dirinya. Tidak diketahui ia lahir di mana dan kapan. Website resmi Rumah Sakit Hasan Sadikin hanya menyebutkan dr. Hasan Sadikin meninggal pada 16 Juli 1967.

Tahun 1962 dr. Hasan Sadikin diangkat menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dan pada bulan Agustus 1965 juga diangkat menjadi Direktur Rumah Sakit Rantja Badak menggantikan dr. H. Chasan Boesoirie.Sp THT. Pada saat Hasan Sadikin menjabat posisi itu, pada 16 Juli 1967 ia wafat. Sebagai penghormatan atas jasanya, pemerintah mengganti nama Rumah Sakit Rantja Badak menjadi Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin.

Hasan Sadikin adalah seorang tentara atau laskar di zaman perjuangan kemerdekaan. Sebagai dokter, Hasan Sadikin punya kecintaan yang besar terhadap dunia kesehatan. Kiprahnya di dunia medis membuatnya mencapai posisi puncak sebagai direktur. Tugas direktur diemban dengan baik hingga akhir hayat.

Hebatnya, sakit yang diderita Hasan Sadikin tak pernah membuatnya surut dalam bekerja dan memimpin rumah sakit. Karena itu, pemerintah memutuskan mematenkan nama Rumah Sakit dr. dr Hasan Sadikin atau RSHS hingga kini.

Wajah Hasan Sadikin terpampang dekat tangga menuju aula RSHS. Foto berukuran besar ini menjadi bukti bahwa sosok hebat bernama Hasan Sadikin pernah ada.

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin BandungRumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. (Foto: Dok. Pemprov Jabar)

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada 1920, diresmikan tiga tahun kemudian pada 15 Oktober 1923 dengan nama Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs. Pada 30 April 1927 namanya diubah menjadi Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana dengan kapasitas 300 tempat tidur.

Selama masa pendudukan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaanya dilimpahkan ke pemerintah daerah. Rumah sakit ini kemudian dikenal masyarakat Jawa Barat dengan nama Rumah Sakit Ranca Badak. 

Pada 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan secara otomatis berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Pada 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin BandungRumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. (Foto: web.rshs.or.id)

Rumah Sakit Ranca Badak kemudian juga difungsikan sebagai tempat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerja sama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Pada 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak kembali mengalami perubahan nama. Kali ini namanya diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. 

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin BandungRumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. (Foto: web.rshs.or.id)

Melalui Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna PNBP yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.

Selanjutnya, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis diubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespons kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. 

RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif sebagai Perjan.

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin BandungRumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. (Foto: web.rshs.or.id)

RSHS berkembang secara pesat sehingga pada akhirnya dijadikan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar Provinsi Jawa Barat. 

Data terakhir menyebutkan Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir, dan Transplantasi Ginjal. []

Baca juga:

Berita terkait
Denny Siregar: Karena Jokowi Pernah di Posisi Mereka
Jokowi paham karena dia juga pernah susah seperti mereka. Masalah dia bukan hanya virus tapi juga agar rakyat tak terdampak keras. Denny Siregar.
Chloroquine dan Avigan, Senjata Jokowi Bunuh Corona
Chloroquine dan Avigan, dua obat, senjata Presiden Jokowi untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dari virus berbahaya, corona Covid-19.
Jokowi Kirim Tentara Jemput Obat Corona di China
Jokowi mengirim tentara untuk menjemput alat kesehatan dan 10 ton obat di China demi menyelamatkan rakyat Indonesia dari virus berbahaya corona.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.