Setahun Kembali dari Saudi, Eks Pekerja Migran Asal Banjar Dulang Sukses di Negeri Sendiri

Minyak di wajan penggorengan mulai panas. Perlahan, Nia Kurniasih (37) memasukkan potongan ayam berbumbu, satu demi satu.
Setahun Kembali dari Saudi, Eks Pekerja Migran Asal Banjar Dulang Sukses di Negeri Sendiri. (Foto: Tagar/Kemensos)

TAGAR.id, Jakarta - Minyak di wajan penggorengan mulai panas. Perlahan, Nia Kurniasih (37) memasukkan potongan ayam berbumbu, satu demi satu.

Sembari menggoreng, Nia menyiapkan kotak-kotak nasi, lengkap dengan sambal dan lalapnya. Pesanan nasi pecel ayam sejumlah 6 kotak ini datang dari pegawai Kementerian Sosial di Salemba, Jakarta Pusat.

Tak lama setelah rampung pesanan, beberapa orang tampak lalu lalang. Jelang tengah hari, mereka memesan hidangan serupa pada warung gerobak Nia untuk mereka santap siang.


Itu penghasilan dari dua pintu, warung sehari-hari dan orderan. Kalo dirata-rata segitu. Kalau misalkan ada orderan dalam jumlah besar, kadang bisa lebih dari itu.


Begitu Nia menjalani kehidupan sehari-hari. Meladeni pelanggan yang memesan nasi sambal dengan beragam pilihan lauk dan lalapnya sedari pagi hingga siang hari. Tak hanya itu, Nia juga menerima pesanan berupa box catering dan olahan makanan lainnya.

Dari warung gerobaknya di Sentra Kreasi ATENSI (SKA) “Handayani” di Jakarta, wanita eks pekerja migran dari Arab Saudi ini mencukupi kebutuhan hidupnya beserta dua anaknya. Ketiganya tinggal di sebuah asrama yang disediakan sentra.

“Alhamdulillah, sejak kembali ke Indonesia pada Maret 2022 lalu, dan diajak tinggal di sentra, saya mampu mencukupi kebutuhan hidup saya dan dua anak saya di sini lewat usaha (kuliner) di SKA,” kata wanita asal Banjar ini.

Semula, Nia merupakan seorang pekerja migran di Arab Saudi sejak tahun 2019. Kasus rudapaksa yang menimpa anak sulungnya, NM (15) oleh pamannya di Pangandaran semasa ia bekerja di luar negeri, memantapkan hatinya pulang ke Indonesia untuk merawat sendiri kedua putrinya.

“Suami saya meninggal tahun 2019, 7 bulan setelah saya bekerja di luar negeri. Sejak saat itu, 2 anak saya ikut keluarga almarhum suami saya di Pangandaran. Saya dengar kejadian yang dialami anak saya dari uwak (tante)nya,” katanya mengisahkan.

Sebelumnya, kejadian yang menimpa anak sulung Nia direspon Menteri Sosial Tri Rismaharini. Mensos menjemput langsung kedua putri Nia ke Pangandaran untuk dibawa serta ke Sentra “Handayani” di Jakarta pada Februari 2022 lalu.

Di sentra, anak sulungnya diberikan pelayanan rehabilitasi sosial. Sementara, Nia diupayakan kepulangannya dari Arab Saudi pada Maret 2022. Sekembalinya ke Jakarta, ia lantas difasilitasi ruang dan modal usaha oleh Kemensos, serta diberikan pelatihan memasak.

“Pelatihan masak waktu itu di Sentra “Mulya Jaya” di Jakarta, selama 4 hari dari 20-23 Agustus 2022. Dilatih berbagai resep masakan, termasuk cara penyajiannya. Alhamdulillah sih, jadi dapat pengalaman dan ilmu-ilmu baru dari pelatihan memasak,” katanya.

Dari pelatihan memasak itu, ibu dua anak ini kian menguasai berbagai resep makanan. Ia pun menerima pesanan segala jenis makanan dengan jumlah besar maupun kecil, mulai dari nasi kuning, bubur, sampai macam-macam rebusan.

Jumlah pesanan yang diterimanya pun, diakuinya, kian meningkat. “Ya, meskipun pelanggannya itu-itu aja, maksudnya dari pegawai sentra atau Kemensos sendiri, tapi jumlah pesanan yang masuk makin banyak dari waktu ke waktu,” ucap dia.

Dibandingkan dengan pendapatannya saat kerja di Arab Saudi, ia menuturkan penghasilannya kini lebih stabil. “Dulu, awal saya kerja di luar (Arab Saudi) itu kalo dikonversikan dapetnya Rp3,6 juta/bulan, bisa lebih, bisa kurang, tergantung kursnya saat itu,” tuturnya.

Kalau di sini, lanjutnya, pendapatannya bisa mencapai Rp5 juta setiap bulannya. Terlebih, satu tahun telah berlalu sejak kepulangannya pada Maret 2022 lalu.

“Itu penghasilan dari dua pintu, warung sehari-hari dan orderan. Kalo dirata-rata segitu. Kalau misalkan ada orderan dalam jumlah besar, kadang bisa lebih dari itu,” ungkapnya.

Dengan bekerja di negeri sendiri, Nia juga mengungkapkan hatinya jauh lebih tenang lantaran sambil mengais rejeki, dia tidak perlu khawatir anak jauh dari pandangan matanya.

“Pesennya Bu Menteri dulu juga begitu. Sebelum sukses, jangan pulang dulu. Ibu yang sabar. Tunjukkan bahwa Bu Nia itu bisa menghidupi anak-anak, walaupun sendiri. Nanti, setelah sukses, silakan aja, mau ke pulang ke kampung halaman, mau ke mana, yang penting Bu Nia sukses dulu,” katanya mengingat kembali pesan Mensos kepadanya. []

Berita terkait
Belasan Tahun Terkurung, Kemensos Bantu Pria ODGJ Dapatkan Identitas Kependudukan dan Perawatan
Seorang pria di Mataram yang mengalami lupa diri dan terindikasi ganguan jiwa dievakuasi oleh Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Kota Mataram.
Kata Kemensos soal Isu Eks Koruptor Tasdi Disebut Jadi Staf Ahli Mensos Risma
Kemensos tidak membenarkan isu soal mantan koruptor bernama Tasdi diangkat sebagai Staf Ahli Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Lebih Ekonomis, Kemensos Latih Warga Aceh Timur Membuat Kompor Rakyat
Kemensos menggelar pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Usaha Pembuatan Kompor Rakyat bagi 15 warga Desa Seuneubok.