Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meresmikan Sekolah Cerdas Perempuan Masa Kini atau Serat Kartini. Sekolah tersebut merupakan representasi kerinduan Ganjar akan munculnya sosok perempuan-perempuan visioner yang kritis.
Pendirian Serat Kartini diinisiasi oleh Dinas P3AP2KB Provinsi Jawa Tengah. Dalam sambutannya saat meresmikan sekolah tersebut secara virtual, Ganjar mengaku rindu pada sosok perempuan yang berani dan inisiatif.
“Maka di dalam jabatan yang ada di Pemprov Jateng, contohnya, seringkali saya dudukkan perempuan. Cari yang galak sekalian, yang tidak takut siapa-siapa,” kata dia, Selasa, 24 November 2020.
Sekolah Perempuan Cerdas Masa Kini atau Serat Kartini, kami gunakan sebagai tempat belajar secara bersama-sama.
Menurut Ganjar, maskulinitas bisa didorong dengan keberadaan setidaknya 30 persen perempuan dalam sebuah kelompok. Jumlah tersebut bisa menjadi kekuatan yang mempengaruhi kelompok lain di sekitarnya.
“Saya harapkan sekolah ini akan bisa mendorong mereka untuk membuka wacananya dulu. Kedua, bersedia untuk aksi, jadi terlibat menjadi partisipan gitu ya, dan kami harapkan nanti ketika mereka berada pada jabatan itu tidak lupa, tetep kritis, maka kritis ini mesti dipelihara,” bebernya.
Ganjar juga berharap, dari sekolah ini pendidikan politik bisa dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian di masa mendatang akan semakin banyak perempuan di Jawa Tengah yang berkontribusi memperjuangkan hak-haknya.
“Ini aset yang sangat luar biasa yang hari ini butuh untuk kita taruh di jabatan publik dan kemudian mereka akan membuat kebijakan yang orientasi pada perspektif gendernya akan sangat bagus. Sekolah Perempuan Cerdas Masa Kini atau Serat Kartini, kami gunakan sebagai tempat belajar secara bersama-sama,” imbuh dia.
Baca juga:
- Ganjar Buat Sekolah Virtual untuk Anak Kurang Mampu
- 695 Sekolah di Jepara Siap Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
- Langkah Ganjar Buka Sekolah Virtual Dipuji Pakar Pendidikan
Sebagai informasi, Sekolah Cerdas Perempuan Masa Kini atau Serat Kartini rencananya dilaksanakan minimal dua kali setiap bulannya. Selama pandemi, sekolah dilaksanakan secara virtual.
Peserta tidak dipungut biaya dan diikuti sebanyak 90 orang dengan peserta tetap sejumlah 50 orang dan 40 lainnya adalah peserta umum yang diundang secara acak oleh jaringan LSM. Serat Kartini ini, merupakan kerjasama antara DP3AP2KB dengan sejumlah LSM terkait. []